Konflik Thailand Vs Kamboja
Thailand Ajukan 13 Proposal ke Kamboja dalam Perundingan Damai di Malaysia
Pertemuan Thailand dan Kamboja yang dimediasi oleh Malaysia pada pekan ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan gencatan senjata tanpa syarat
TRIBUNNEWS.COM - Thailand resmi mengajukan 13 proposal perdamaian pada hari kedua Pertemuan Komite Perbatasan Umum (GBC) Thailand-Kamboja yang digelar pada hari Selasa kemarin (5/8/2025).
Berbeda dengan gelaran hari pertama pada Senin (4/8/2025), forum diskusi pihak sekretariat sebelum pertemuan pleno tanggal 7 Agustus tersebut berlangsung lebih lama dengan durasi 15 jam.
Sesi kemarin dimulai pukul 09.00 waktu Kuala Lumpur, Malaysia dan berakhir pada Rabu ini (6/8/2025) sekitar pukul 00.15 dini hari.
Delegasi GBC Thailand baru tiba di hotel tempat menginap pada pukul 00.45 waktu setempat.
Setelah tiba di hotel dini hari tadi, para anggota delegasi berbincang di lobi hotel selama sekitar 10 menit sebelum kembali ke kamar masing-masing untuk mempersiapkan pertemuan lanjutan pagi ini.
Dikutip dari Thairath, Letnan Jenderal Natthapong Phueakaeo selaku Kepala Departemen Urusan Perbatasan Militer Markas Besar Tentara Thailand menyebutkan bahwa diskusi yang berlangsung seharian pada Selasa akan dilanjutkan hari ini.
Sosok yang menjabat sebagai Sekretaris GBC pihak Thailand ini juga diketahui telah berangkat lebih awal pagi ini dari hotel tempat ia menginap menuju Hotel Wisma Perwira di Kementerian Pertahanan Malaysia yang merupakan lokasi pertemuan perundingan.
Mengenai hasil pertemuan, Letjen Natthapong tidak mengungkapkan rincian detail.
Namun, ia menyatakan fokus utama pembahasan adalah gencatan senjata, dengan sejumlah poin yang masih memerlukan diskusi lanjutan.
Berdasarkan penelusuran tim Thairath dari berbagai sumber, diketahui bahwa dalam pertemuan pada Selasa tersebut pihak Thailand mengajukan 13 proposal pendukung pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata.
Hasil dari pembahasan 13 proposal yang akan dirundingkan bersama Kamboja tersebut nantinya akan dibawa ke rapat Dewan Keamanan Nasional pada hari yang sama, sekaligus dipersiapkan untuk dibahas dalam pertemuan pleno utama tanggal 7 Agustus.
Baca juga: Tunda Ekstradisi 18 Tentara Kamboja, Hun Sen Tuding Thailand Langgar Konvensi Jenewa
Perundingan dengan Kamboja Berlangsung Lancar
Dari Kuala Lumpur, Malaysia, dilaporkan bahwa pada Rabu pagi ini pukul 07.45 waktu setempat, pembahasan bilateral Thailand-Kamboja dalam kerangka GBC masih terus berlangsung.
Malam sebelumnya, delegasi sekretariat kedua pihak berdiskusi hingga pukul 00.15, namun belum mencapai kesepakatan pada beberapa poin akhir.
Hal ini terjadi karena pihak Kamboja perlu konsultasi ke Phnom Penh terkait sejumlah agenda krusial.
Oleh karena itu, disepakati untuk melanjutkan pertemuan pada pukul 08.00 waktu setempat hari ini guna menuntaskan isu-isu yang tersisa.
Pada pukul 07.40, Jenderal Natthaphon Nakphanit selaku Wakil Menteri Pertahanan Thailand yang merangkap Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan, melakukan panggilan telepon kepada delegasi sekretariat GBC Thailand untuk memantau perkembangan negosiasi.
Ia memberikan semangat sekaligus mengapresiasi kerja keras tim Thailand hingga detik terakhir.
Dalam komunikasinya, Jenderal Natthaphon berharap negosiasi dapat mencapai hasil yang memenuhi kepentingan nasional Thailand.
Terbaru, pada pukul 10.10 waktu Kuala Lumpur, Pusat Tugas Khusus Penanganan Situasi Perbatasan Thailand-Kamboja (PTK) melaporkan bahwa pertemuan sekretariat kedua pihak telah menunjukkan kemajuan signifikan.
Saat ini, kedua negara sedang memverifikasi dokumen untuk dimasukkan ke dalam proses internal masing-masing, guna diajukan kepada Ketua GBC guna pertimbangan lebih lanjut.
Tahap ini menjadi krusial sebelum menuju penandatanganan resmi pada 7 Agustus mendatang.
Dengan demikian, meski terjadi beberapa hambatan teknis akibat prosedur konsultasi internal Kamboja, upaya kedua negara untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata terus berjalan dengan intensif.
Keberhasilan proses ini diharapkan tidak hanya akan memperkuat stabilitas kawasan perbatasan, tetapi juga menjadi contoh nyata penyelesaian konflik melalui dialog diplomatik yang berkelanjutan.
Kelanjutan Gencatan Senjata Thailand-Kamboja
Pertemuan antara perwakilan Thailand dan Kamboja yang dimediasi oleh Malaysia pada pekan ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan gencatan senjata tanpa syarat yang berlaku pada akhir Juli lalu.
Kesepakatan ini ditetapkan usai pertemuan intensif yang berlangsung di kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Putrajaya, Kuala Lumpur, pada Senin, 28 Juli 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet didampingi oleh duta besar Amerika Serikat serta Tiongkok.
Adapun poin utama kesepakatan meliputi penghentian total segala bentuk pertempuran tanpa syarat termasuk serangan artileri, tembakan, dan pergerakan militer ofensif.
Berikut adalah 6 poin terkait kesepakatan gencatan senjata tersebut:
1. Penghentian total pertempuran tanpa syarat di sepanjang perbatasan mulai tengah malam waktu setempat (17:00 GMT), termasuk semua serangan artileri, tembakan, dan pergerakan militer ofensif harus dihentikan.
2. Penahanan pergerakan pasukan dan rencana pembentukan zona aman di sekitar wilayah sengketa, termasuk kuil Ta Muen Thom dan Ta Kwai.
3. Pertemuan lanjutan komandan militer kedua negara pada hari berikutnya untuk menyusun mekanisme pemantauan gencatan senjata dan jalur komunikasi darurat untuk mencegah pelanggaran.
4. Jaminan akses kemanusiaan bagi lebih dari 270 ribu warga yang mengungsi, termasuk pembentukan koridor aman untuk bantuan pangan, obat-obatan, dan evakuasi.
5. Komitmen melanjutkan perundingan damai jangka panjang untuk menyelesaikan sengketa perbatasan melalui jalur diplomasi dengan Malaysia sebagai mediator.
6. Dukungan internasional, termasuk keterlibatan Amerika Serikat, Tiongkok, dan ASEAN dalam memantau implementasi kesepakatan.
Agenda Pertemuan GBC
Setelah sama-sama menghentikan serangan melalui gencatan senjata tersebut, Thailand dan Kamboja kemudian menggelar Pertemuan Komite Perbatasan Umum (General Border Committee/GBC) yang berlangsung dari 4 hingga 7 Agustus 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pertemuan tingkat tinggi ini menjadi fokus utama diplomasi kedua negara dalam menyelesaikan sengketa perbatasan yang telah lama terjadi.
Sebelum pertemuan utama GBC pada 7 Agustus, kedua negara terlebih dahulu mengadakan pembicaraan tingkat sekretariat dari 4 hingga 6 Agustus 2025 untuk menyusun agenda dan persiapan teknis.
Pertemuan persiapan ini bertujuan menentukan poin-poin krusial yang akan dibahas dalam pertemuan utama Komite Perbatasan Umum.
Adapun agenda utama pertemuan GBC pada 7 Agustus ini adalah mencari solusi terhadap berbagai isu perbatasan yang menjadi titik perbedaan antara Thailand dan Kamboja.
Pihak Thailand diketahui telah menyiapkan delapan kondisi khusus yang menjadi prasyarat dalam pembahasan perbatasan selama pertemuan GBC.
Pembahasan juga akan mencakup penentuan kerangka kerja operasional dan ketentuan acuan (terms of reference) untuk memastikan proses penyelesaian sengketa berjalan lebih efektif.
Topik-topik teknis terkait penandaan perbatasan dan pengelolaan wilayah kontroversial juga turut menjadi fokus utama delegasi kedua negara.
Adapun dalam pertemuan GBC ini Malaysia ikut berperan sebagai fasilitator netral dengan Angkatan Bersenjata Malaysia (MAF) secara resmi ditugaskan untuk memfasilitasi proses pembicaraan.
Perdana Menteri Malaysia juga telah menyatakan kesiapan untuk mengirimkan tim pemantau ke wilayah perbatasan Thailand-Kamboja jika diperlukan sebagai bentuk dukungan terhadap proses perdamaian.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.