Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Rugi Besar, tapi Masih Bisa Rekrut 9.000 Tentara per Bulan, Ukraina Kewalahan
Panglima tertinggi Ukraina mengatakan Rusia rugi besar namun masih bisa merekrut 9.000 tentara per bulan, termasuk tentara bayaran asing.
Ia menuntut penjelasan dari pemerintah China dan berharap reaksi dari komunitas internasional seperti AS dan Uni Eropa.
Dua warga Kamerun, Metugena Unana Jean Pafe dan Anatol Franc, diambil sebagai tawanan saat bertempur di sekitar Siversk pada 24 Juli 2025.
Mereka mengaku direkrut dengan iming‑iming gaji sekitar 1,1 juta rubel dan dibawa ke zona perang tanpa penjelasan jelas.
Pada akhir Desember 2024, satu warga Mesir berhasil ditangkap di dekat Kurdiumivka, Donetsk.
Ia ditemukan mengenakan seragam militer Rusia dan diduga bagian dari unit bayaran Rusia dalam operasi ofensif terhadap garis depan Ukraina, lapor Euromaidan Press.
Rusia juga melaporkan penangkapan beberapa tentara bayaran yang diduga berperang untuk Ukraina.
Pada 27 Desember 2023, Rusia mendakwa enam warga Denmark atas tuduhan bertempur sebagai tentara bayaran di pihak Ukraina.
Mereka dapat dijatuhi hukuman hingga 15 tahun penjara sesuai hukum Rusia tentang kegiatan bayaran militer, lapor Radio Liberty.
Pada Maret 2024, Rusia mengklaim ada 700 warga asing dari negara seperti Belanda, Norwegia, Polandia, Rumania, dan Selandia Baru didaftarkan dalam daftar pencarian Rusia dan dijadikan tersangka menurut Pasal 359 KUHP Rusia yang melarang aktivitas tentara bayaran.
Hal ini diumumkan oleh Komite Investigasi Rusia pada 7 Maret 2024.
Pada 22 Maret 2024, FSB juga menahan tujuh orang di Moskow yang disebut bekerja sama dengan Russian Volunteer Corps—kelompok pro-Ukraina yang melakukan operasi melawan pasukan Rusia di wilayah Belgorod.
Mereka didakwa pengkhianatan dan dukungan militer bagi Ukraina.
Pada akhir Agustus 2024, dua warga Kolombia—Alexander Ante dan José Aron Medina Aranda yang diketahui bertempur dalam batalion Carpathian Sich Ukraina ditahan oleh FSB Rusia.
Mereka diyakini diekstradisi dari Venezuela dan kini menghadapi hukuman hingga 15 tahun penjara atas tuduhan "mercenarisme", menurut laporan The Moscow Times.
Pada 22 Januari 2025, seorang warga Kolombia bernama Pablo Puentes Borges ditangkap oleh aparat Rusia di wilayah Kursk, dekat perbatasan dengan Ukraina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.