Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Terbuka Bertemu Zelensky, tapi Hanya jika Syarat Ini Dipenuhi

Putin bersedia bertemu Zelensky, namun hanya jika syarat tertentu terpenuhi. Kyiv skeptis, menyebutnya tak lebih dari taktik menunda-nunda.

RNTV/TangkapLayar
VLADIMIR PUTIN - Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat untuk menyambut Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) sebelum pembicaraan mereka di Moskow pada 25 April 2025. Setelah pertemuan itu, Putin mendadak mengumumkan gencatan senjata dengan Ukraina selama 3 hari pada 8 hingga 10 Mei 2025. Perintah gencatan senjata dari Rusia ini ditolak Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. 

Ia sering disebut sebagai "orang nomor dua" di Ukraina karena perannya yang vital dalam pemerintahan.

Dalam pernyataannya di platform X, Yermak menyebut komentar tersebut hanya "upaya lain untuk mengulur waktu" karena tidak mengandung rincian yang konkret.

Meski demikian, Yermak menyatakan bahwa Ukraina tetap bersedia untuk berdialog, asalkan Rusia serius.

“Posisi Ukraina jelas: kami siap untuk pertemuan para pemimpin,” tulisnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden AS Donald Trump atas konsistensinya dalam mendorong diakhirinya perang.

Trump Tekan Rusia, Putin Ciptakan Kesan Bersedia Berdialog

Ketegangan ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan dari Amerika Serikat, terutama dari Presiden Donald Trump, yang semakin mendesak agar Moskow menyetujui kesepakatan damai.

Trump bahkan mengancam sanksi sekunder dan tarif tinggi terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia jika Rusia tidak memulai gencatan senjata.

Baca juga: Donald Trump Mengatakan Kapal Selam Nuklir Sudah Berada di Wilayah Rusia

Yuriy Sak, mantan penasihat Kementerian Pertahanan Ukraina, mengatakan kepada New York Post bahwa Putin sedang mencoba mematahkan momentum Trump dengan berpura-pura bersedia berdialog.

“Putin menyadari Trump punya momentum dan akan melakukan apa pun untuk mematikannya. Tapi saya rasa Trump sudah melihat taktik ini,” kata Sak.

Yuriy Sak dikenal publik sebagai juru bicara yang vokal dan komunikator utama pemerintah Ukraina, terutama sejak invasi skala penuh Rusia pada tahun 2022.

Putin: Rusia Bisa Menunggu

Putin sebelumnya menyampaikan tuntutan damai kepada Ukraina pada musim panas 2024 dan mengatakan posisinya tetap tidak berubah.

Dalam pertemuan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, ia menegaskan bahwa Rusia menginginkan "perdamaian jangka panjang tanpa batas waktu" dan akan bersabar jika Ukraina belum siap untuk bernegosiasi.

"Rusia bisa menunggu," kata Putin seperti dikutip media Rusia.

Lukashenko sempat mengatakan Rusia akan "merebut semuanya dalam dua bulan," namun Putin membalas, “Kami akan merebutnya kembali – itu milik kami.”

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, adalah sekutu terdekat Vladimir Putin karena ketergantungan politik dan ekonomi Belarus pada Rusia.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved