Kamis, 2 Oktober 2025

Anak-anak Gaza Kelaparan, Angka Kematian Akibat Malnutrisi Melonjak Tajam

Krisis ini dianggap sebagai “bencana yang sepenuhnya bisa dicegah”, jika saja pasokan bantuan pangan dan medis tidak terhambat.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Al Jazeera
Selain kelaparan, jutaan warga Gaza dibayangi ancaman risiko penyebaran penyakit dan wabah saat musim dingin tiba. Karena hujan yang membasahi tenda pengungsian Palestina akan menyebabkan penumpukan banjir limbah di area rendah. 

Kondisi ini membebani sistem layanan kesehatan yang sudah rapuh.

Saat ini, empat pusat perawatan malnutrisi khusus di Jalur Gaza beroperasi di atas kapasitas. 

Bahan bakar menipis, persediaan makanan dan obat-obatan diperkirakan habis pada pertengahan bulan depan, sementara tenaga kesehatan bekerja tanpa henti di tengah kekurangan peralatan.

Seorang dokter setempat yang tidak disebutkan namanya menyampaikan,

"Kami kehabisan tenaga dan peralatan. Anak-anak datang dalam kondisi mengerikan. Ada yang tubuhnya hanya tinggal kulit dan tulang," imbuhnya.

Tak hanya anak-anak, lebih dari 40 persen ibu hamil dan menyusui juga mengalami malnutrisi berat. 

Wilayah Tengah menunjukkan lonjakan tiga kali lipat sejak Juni, sementara angka di Kota Gaza dan Khan Younis meningkat dua kali lipat.

Bukan Hanya Kelaparan, Tapi Juga Risiko Mencari Makanan

Tragisnya, sebagian warga yang berusaha mencari makanan justru kehilangan nyawa dalam proses tersebut. 

Sejak 27 Mei, lebih dari 1.060 orang tewas dan 7.200 terluka saat mencoba mengakses makanan.

Mereka mempertaruhkan nyawa hanya demi mendapatkan sepotong roti atau satu kaleng makanan.

“Bukan hanya kelaparan yang membunuh mereka, tapi juga pencarian makanan yang putus asa,” tulis laporan kemanusiaan tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun angkat bicara. 

Mereka mendesak dilakukannya upaya besar dan berkelanjutan untuk "membanjiri Jalur Gaza dengan makanan bergizi, pasokan terapeutik, obat-obatan, dan perlengkapan penting."

“Arus bantuan ini harus tetap konsisten dan lancar untuk mendukung pemulihan dan mencegah kerusakan lebih lanjut,” tegas WHO.

Lebih jauh, WHO juga menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan sandera dan rekan mereka yang ditahan, serta perlindungan penuh terhadap warga sipil dan tenaga kesehatan yang bekerja di garis depan.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved