Senin, 29 September 2025

Anak-anak Gaza Kelaparan, Angka Kematian Akibat Malnutrisi Melonjak Tajam

Krisis ini dianggap sebagai “bencana yang sepenuhnya bisa dicegah”, jika saja pasokan bantuan pangan dan medis tidak terhambat.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Al Jazeera
Selain kelaparan, jutaan warga Gaza dibayangi ancaman risiko penyebaran penyakit dan wabah saat musim dingin tiba. Karena hujan yang membasahi tenda pengungsian Palestina akan menyebabkan penumpukan banjir limbah di area rendah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza memasuki babak yang semakin mengerikan. 

Laporan terkini dari badan kesehatan dunia atau WHO, bersama mitra kemanusiaan mengungkapkan bahwa malnutrisi akut di wilayah tersebut telah mencapai titik kritis, dengan jumlah kematian yang melonjak tajam hanya dalam waktu satu bulan terakhir.

Data terbaru mencatat 63 dari 74 kematian akibat malnutrisi pada tahun 2025 terjadi hanya dalam bulan Juli. 

Dari jumlah itu, sebanyak 24 merupakan balita, satu anak berusia di atas lima tahun, dan sisanya adalah orang dewasa.

Baca juga: Netanyahu Meminta Palang Merah untuk Membantu Merawat Para Tawanan Israel yang Kelaparan di Gaza

Sebagian besar korban meninggal dunia sesaat setelah tiba di fasilitas kesehatan atau bahkan tak sempat mendapatkan pertolongan medis. 

Tubuh mereka menunjukkan tanda-tanda kelaparan parah, tulang menonjol, mata cekung, dan kulit yang tampak menempel di tulang.

Krisis ini dianggap sebagai “bencana yang sepenuhnya bisa dicegah”, jika saja pasokan bantuan pangan dan medis tidak terhambat.

Bukan Cuma Angka—Balita Jadi Korban Terbanyak

Kondisi ini menghantam anak-anak paling keras. Hampir satu dari lima balita di Kota Gaza mengalami malnutrisi akut, menurut laporan mitra Klaster Nutrisi. 

Persentase Malnutrisi Akut Global (GAM) di wilayah itu meningkat tiga kali lipat sejak Juni, menjadikannya kawasan paling terdampak di seluruh Jalur Gaza.

"Lebih dari 5.000 balita telah dirawat dalam dua minggu pertama bulan Juli. Dari jumlah itu, 18 persen menderita Malnutrisi Akut Berat (SAM), bentuk paling mematikan," ungkap WHO dilansir dari website resmi, Senin (4/8/2025). 

Tak hanya di Kota Gaza, wilayah Khan Younis dan Wilayah Tengah juga menunjukkan peningkatan dua kali lipat angka malnutrisi dalam waktu kurang dari sebulan. 

Sayangnya, data ini diperkirakan masih jauh di bawah kondisi sesungguhnya karena banyak keluarga tak bisa menjangkau layanan kesehatan akibat blokade dan bahaya keamanan.

Sistem Kesehatan Runtuh, Fasilitas Kehabisan Bahan Bakar

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan