Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.256, Putin Tanggapi Trump yang Kecewa Padanya
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.256, Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi Presiden AS Trump yang kecewa padanya, sebut ekspektasi AS berlebihan.
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.256 pada Sabtu (2/8/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Laporan terkini di lapangan menyebutkan sebelas orang terluka akibat serangan Rusia di Kyivsky, Kharkiv pada Jumat (1/8/2025) malam.
Dengan menembakkan UAV Molniya, serangan Rusia menghantam gedung bertingkat di wilayah tersebut.
Korban luka termasuk dua anak laki-laki berusia sembilan dan 10 tahun, serta seorang bayi berusia lima bulan.
"Lima orang berada di bawah pengawasan medis di rumah sakit, termasuk dua anak-anak," kata kepala Administrasi Militer setempat, Oleg Synegubov pada Sabtu dini hari.
Sementara jumlah korban jiwa dalam serangan Rusia di Kyiv pada hari Kamis dan Jumat meningkat menjadi 31 orang dan 159 lainnya terluka.
Lima di antara korban tewas dan 16 di antara korban luka adalah anak-anak.
"Petugas darurat telah mengevakuasi 10 jenazah dari bawah reruntuhan bangunan perumahan di distrik Sviatoshynskyi pada malam dan pagi hari, termasuk jenazah seorang anak berusia dua tahun," kata Oleksandr Khorunzhyi, juru bicara Dinas Darurat Negara Ukraina, selama siaran berita gabungan nasional 24/7, pada hari Jumat malam, lapor Pravda.
Perang Rusia di Ukraina merupakan buntut panjang dari ketegangan antara Ukraina dan Rusia sejak pecahnya Uni Soviet pada Desember 1991.
Dalam pidato setelah meluncurkan invasinya, Putin mengklaim hal itu bertujuan untuk menghilangkan kemampuan militer Ukraina yang dianggap mengancam Rusia, menyingkirkan unsur "neo-Nazi" yang dituduh ada dalam pemerintahan Ukraina, membela etnis Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk dari dugaan penindasan.
Selain itu, Rusia ingin mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi NATO atau menjadi basis Barat, dan menolak keberadaan militer NATO di perbatasan Rusia.
Baca juga: Medvedev Ingatkan AS Rusia Punya Nuklir, Trump Balas Kirim 2 Kapal Selam Nuklir
Putin: Tujuan Perang Rusia Tetap Berlaku
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan syarat Rusia untuk mengakhiri perang dengan Ukraina tetap tidak berubah sejak diumumkan pada Juni 2024.
Hal itu disampaikan pada konferensi pers bersama Presiden Belarusia Alexander Lukashenko selama kunjungan ke Biara Patriarkat Transfigurasi Juruselamat Valaam di Kepulauan Valaam, yang merupakan bagian dari danau Ladoga di Republik Karelia, Rusia, pada hari Jumat (1/8/2025).
Syarat tersebut meliputi penarikan penuh pasukan Ukraina dari wilayah (Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhia), jaminan Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, serta Ukraina harus bersikap netral, tidak berpihak, dan non-nuklir.
Putin menyatakan bahwa perdamaian harus langgeng dan menjamin keamanan kedua negara, bahkan menyentuh ide pembicaraan tentang keamanan Eropa secara menyeluruh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.