Senin, 29 September 2025

Konflik Suriah

Putin Bangun Hubungan Baru dengan Suriah, Rusia 'Move On' dari Rezim al-Assad

Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin bangun hubungan baru dengan Suriah, Rusia mulai move on dari rezim Bashar al-Assad yang digulingkan.

Kementerian Luar Negeri Rusia
MENLU SURIAH-RUSIA - Foto diambil dari laman Kementerian Luar Negeri Rusia, Jumat (1/8/2025), memperlihatkan Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shibani (kiri) dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (kanan) berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan mereka pada Kamis (31/7/2025), menandai kunjungan pertama pejabat Suriah ke Rusia sejak rezim Bashar al-Assad digulingkan pada 8 Desember 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia memulai babak baru dalam hubungan bilateralnya dengan Suriah setelah pemberontakan yang melengserkan kekuasaan presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024.

Rezim Bashar al-Assad berkuasa selama puluhan tahun, di mana Bashar sendiri "meneruskan" kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada tahun 1971.

Berasal dari Partai Ba'ath, Bashar berkuasa sejak tahun 2000 setelah kematian ayahnya, dengan sistem pemerintahannya yang dikritik banyak rakyat Suriah karena represi, militerisme, dan diskriminasi sektarian di Suriah.

Pemerintah Suriah yang baru di bawah kepemimpinan Presiden Ahmed Al-Sharaa mengirim delegasi ke Rusia untuk memulai hubungan baru.

Pada tanggal 31 Juli 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin menerima Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Sheibani di Kremlin, menandai perubahan hubungan bilateral antara kedua negara.

Putin menerima al-Shaibani dan delegasi pendampingnya di Ibu Kota Rusia, Moskow. 

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Sheibani dan Menteri Pertahanannya Murhaf Abu Qasra mengadakan pembicaraan dengan pejabat Rusia, menandai kunjungan resmi pertama pejabat Suriah ke Moskow sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

Kementerian Luar Negeri Suriah menggambarkan itu adalah pertemuan bersejarah antara Putin dan pejabat Suriah.

Asaad al-Shaibani menegaskan dimulainya fase baru pemahaman politik dan militer antara kedua negara, saling menghormati kedaulatan serta mendukung keutuhan wilayah.

Selama pertemuan tersebut, Putin menekankan posisi Rusia yang menolak intervensi Israel atau upaya untuk memecah belah Suriah dan menjanjikan peran Rusia untuk mendukung rekonstruksi dan pemulihan stabilitas di Suriah.

Assad Al-Shaibani mengatakan Suriah ingin memperbaiki hubungan dengan Rusia berdasarkan kepentingan rakyat Suriah dan membangun hubungan kemitraan yang adil dan seimbang, lapor Al Jazeera.

Baca juga: Suriah Siapkan Pemilu Parlemen Pertama Pasca Jatuhnya Rezim Assad, Digelar September Tahun Ini

Pertemuan Menteri Rusia dan Suriah

Sebelum bertemu Putin, Menteri Luar Negeri Suriah Assad Al-Shaibani bertemu pejabat tinggi Rusia, termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Menteri Pertahanan Andrei Belousov, untuk membahas ulang semua perjanjian lama dari masa rezim Bashar al-Assad.

Kedua negara sepakat membentuk komite untuk mengevaluasi kerja sama agar lebih mengutamakan rakyat Suriah.

Assad Al-Shaibani menegaskan hubungan baru ini dibangun atas dasar saling menghormati dan kedaulatan, bukan warisan masa lalu. 

Ia juga menyatakan Suriah tak bermusuhan dengan Israel, tapi menolak campur tangan asing.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan