Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
India Kena Tarif Trump 25 Persen, PM Narendra Modi Dicerca Oposisi
Tarif 25 persen dan tambahan denda dari Trump dinilai oposisi Modi akan menarget India lebih keras dibanding mitra dagang utama lainnya.
Konflik antara India dan AS yang terus memanas di pemerintahan Modi ini pun ikut menjadi sorotan partai oposisi INC dalam kecamannya terhadap pemerintah
"Negara ini kini menanggung akibat dari persahabatan Narendra Modi," ujar INC.
Keterlibatan India dalam BRICS MemperkeruhHubungan
Selain masalah dengan Pakistan, peran India dalam organisasi BRICS juga ikut menjadi faktor yang memperkeruh hubungannya dengan AS.
Hal ini diungkapkan Trump saat mengumumkan tarif 25 persen untuk India pada Kamis ini (31/7/2025).
Dalam pernyataannya, Trump menyoroti keanggotaan India dalam kelompok BRICS, menyebut organisasi tersebut berupaya melemahkan dominasi dolar AS.
Pemerintah AS juga mengkritik tingginya tarif yang diterapkan India terhadap produk AS serta hubungan bilateral India dengan Rusia.
Ungkapan dari Trump ini konsisten dengan ancaman sebelumnya yang telah ia sampaikan melalui unggahan di platform Truth Social pada awal bulan ini tepatnya pada tanggal 6 Juli 2025.
Pada saat itu, Trump menyatakan bahwa negara-negara anggota BRICS maupun negara pendukung kebijakan anti-AS akan dikenai tarif tambahan 10 persen.
"Negara mana pun yang mendukung kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan tarif tambahan 10 persen. Tidak ada pengecualian untuk kebijakan ini," tegasnya.
India sendiri merupakan salah satu negara yang memprakarsai berdirinya organisasi multilateral BRICS
BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, telah memperluas keanggotaannya pada 2024.
Indonesia bahkan termasuk dalam enam negara baru yang bergabung, bersama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Etiopia, dan Mesir.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.