Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Trump Bantah Ingin Bertemu Xi, Tapi Buka Peluang Kunjungan ke Tiongkok dalam Waktu Dekat
Presiden AS Donald Trump membantah mengupayakan KTT dengan Xi Jinping, tapi membuka kemungkinan kunjungan ke Tiongkok.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membantah bahwa dirinya sedang mengupayakan pertemuan puncak dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Namun, ia tidak menutup kemungkinan untuk mengunjungi Tiongkok jika mendapat undangan resmi dari Xi.
“Berita Palsu melaporkan bahwa saya MENCARI 'KTT' dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Ini tidak benar, saya tidak MENCARI apa pun!" tulis Trump melalui platform media sosial Truth Social, Senin (28/7/2025).
Lebih lanjut, Trump mengatakan, "Saya mungkin akan pergi ke Tiongkok, tetapi hanya atas undangan Presiden Xi, yang telah diperpanjang. Kalau tidak, saya tidak tertarik!"
Pernyataan ini muncul setelah Reuters melaporkan bahwa para pembantu Trump dan Xi telah membahas kemungkinan pertemuan tatap muka antara kedua pemimpin.
Pertemuan itu disebut-sebut bisa berlangsung di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan pada 30 Oktober hingga 1 November 2025.
APEC adalah forum kerja sama ekonomi regional yang dibentuk tahun 1989.
Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan dan integrasi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Beranggotakan 21 ekonomi, termasuk Indonesia, APEC bertujuan memfasilitasi perdagangan bebas, investasi terbuka, dan pengembangan kapasitas ekonomi.
Forum ini menggunakan pendekatan sukarela dan berbasis konsensus.
Tidak memiliki perjanjian hukum yang mengikat, APEC berfokus pada dialog serta proyek-proyek strategis.
Baca Selanjutnya: Prancis kritik perjanjian dagang uni eropa dengan donald trump pm bayrou menyebut hari yang suram
Salah satu contohnya adalah APEC Business Travel Card yang memperlancar mobilitas pebisnis.
Kantor pusatnya berada di Singapura.
APEC menjadi salah satu wadah penting bagi negara berkembang dalam memperjuangkan kepentingan ekonomi kawasan secara inklusif.
Jika pertemuan tersebut terlaksana, ini akan menjadi pertemuan langsung pertama antara Trump dan Xi sejak KTT G20 di Osaka, Jepang, pada 2019.
Hubungan kedua negara selama ini kerap tegang, terutama terkait perdagangan, isu Taiwan, dan keamanan regional.
Ketegangan dagang juga menjadi latar belakang diskusi ini.
Pada Senin (28/7/2025), Menteri Keuangan AS Scott Bessent bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng di Stockholm, Swedia.
Pertemuan dua hari ini bertujuan memperpanjang gencatan senjata tarif 90 hari yang akan berakhir 12 Agustus 2025.
Bessent mengatakan kepada Bloomberg bahwa Amerika Serikat berada dalam “posisi yang sangat baik dengan Tiongkok saat ini” dan membuka kemungkinan perpanjangan gencatan dalam periode tambahan 90 hari.
Al Jazeera melaporkan, pembicaraan perdagangan ini bisa menjadi dasar penting bagi pertemuan Trump-Xi pada musim gugur.
Para analis menilai bahwa peningkatan tarif dan kontrol ekspor baru dapat memengaruhi agenda pertemuan tersebut.
Sementara itu, baik Gedung Putih maupun pihak Beijing belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai rincian kunjungan ataupun kepastian pertemuan tingkat tinggi tersebut.
(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.