Ikut Demo 'Turun Anwar', Mahathir Mohamad: Sudah Saatnya Anwar Ibrahim Mundur!
Dalam orasinya, Mahathir juga mengkritik tajam kinerja ekonomi pemerintahan Anwar Ibrahim selama 3 tahun terakhir
Penulis:
Bobby W
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad ikut hadir dalam unjuk rasa "Turun Anwar" di Dataran Merdeka pada Sabtu ini (26/6/2025).
Mengenakan kaos hitam bertuliskan 'Turun Anwar', tokoh negarawan tersebut menjadi pemimpin terakhir yang menyampaikan pidato di hadapan puluhan ribu peserta.
Dikutip dari MStar, Dr. Mahathir berharap pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim memahami pesan dan seruan dari aksi tersebut.
"Saya dulu mau mengundurkan diri ketika tidak memiliki dukungan partai maupun rakyat," ujar Mahathir.
Dalam pidatonya, Mahathir Mohamad juga menyatakan bahwa rakyat memiliki hak untuk berkumpul secara damai sesuai hukum, namun pemerintah berupaya menggagalkan upaya tersebut.
Menurutnya, meskipun rakyat mematuhi seluruh peraturan dan hukum dalam mengadakan aksi, terdapat upaya-upaya yang mencoba mencegahnya, padahal hukum tidak melarang aksi damai.
"Kami mematuhi hukum, tetapi ketika ingin berkumpul damai, ada pihak yang berupaya menggagalkannya," katanya saat berbicara dalam Aksi Turun Anwar di Dataran Merdeka.
Dr. Mahathir juga membantah tindakan pemerintah yang menurutnya, melontarkan tuduhan tanpa dasar kepadanya melalui proses pengadilan.
"Jika saya salah karena tidak mengurus Pulau Batu Puteh, bawa ke pengadilan. Biarkan hakim yang memutuskan." serunya.
Mahathir kemudian membalikkan pertanyaan tersebut ke Anwar Ibrahim yang dinilainya "kebal" dari hukum.
"Jika rakyat berbuat salah, polisi akan menyelidiki. Namun jika Perdana Menteri (Anwar) berbuat salah, mengapa ia tidak diselidiki juga?" ujarnya.
Baca juga: Demo Turun Anwar Usai, Total 18 Ribu Warga Malaysia Tuntut Anwar Ibrahim Mundur di Dataran Merdeka
Dalam orasinya, Mahathir juga mengkritik tajam kinerja ekonomi pemerintahan Anwar.
Ia menegaskan bahwa rakyat tidak merasakan manfaat nyata dari kepemimpinan selama tiga tahun terakhir.
“Apa yang rakyat dapat setelah tiga tahun? Saya kira ia menikmati penderitaan kita. Cukup, sudah saatnya mundur,” tegas Mahathir.
Tokoh negarawan berusia 100 tahun ini juga menyebutkan banyak contoh perdana menteri asing yang mengundurkan diri ketika kehilangan dukungan, sambil mendesak Anwar untuk mundur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.