Senin, 29 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Arab Tolak Perintah Trump, Enggan Serahkan Rudal THAAD untuk Bantu Israel Hadapi Iran

Arab Saudi dengan tegas menolak permintaan Amerika Serikat untuk mengirim sistem pencegat Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) ke Israel

Responsible Staatecraft
RUDAL ISRAEL - Tangkapan layar yang diambil Responsible Staatecraft, Arab Saudi dengan tegas menolak permintaan Amerika Serikat untuk mengirim sistem pencegat Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) ke Israel. Arab berdalih penolakan dilakukan demi menjaga stabilitas kawasan sekaligus mengamankan kepentingan ekonominya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Arab Saudi dengan tegas menolak permintaan Amerika Serikat untuk mengirim sistem pencegat Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) ke Israel.

Permintaan ini diajukan AS tepat Iran dan Israel terlibat perang 12 hari pada Juni lalu buntut kekhawatiran strategis PM Israel Benjamin Netanyahu terhadap potensi kepemilikan senjata nuklir oleh Iran.

Bagi Israel, keberadaan kekuatan nuklir di tangan negara-negara Timur Tengah, khususnya Iran, dianggap sebagai ancaman serius bagi keamanan kawasan dan eksistensi negaranya sendiri.

Alasan tersebut yang mendorong Israel untuk melakukan serangan brutal kepada Iran. Tak tinggal diam Iran juga turut melayangkan balasan mematikan ke sejumlah kota di Israel.

Hingga sistem pertahanan udara negara Israel itu nyaris kehabisan stok pencegat.

Mengantisipasi hal tersebut terjadi, Washington meminta Riyadh menyerahkan sebagian baterai THAAD guna memperkuat pertahanan Iran selaku sekutu mereka.

Namun, Riyadh menegaskan tidak akan mengirim baterai THAAD milik mereka yang dibeli dengan dana kedaulatannya sendiri.

Pemerintah Arab berdalih penolakan dilakukan demi menjaga stabilitas kawasan sekaligus mengamankan kepentingan ekonominya.

Lantaran memberi bantuan militer ke Israel berisiko merusak rekonsiliasi itu dan membuat Riyadh menjadi target balasan militer Iran, sebagaimana dilansir dari Middle East Eye.

Israel Krisis Senjata, Stok Amunisi Ludes

Militer Israel dilaporkan mengalami krisis senjata setelah stok persenjataan dan amunisi penting habis pasca berperang selama 12 hari dengan Iran.

Hal itu diungkap oleh tiga pejabat Amerika Serikat (AS), dalam laporan yang dikutip dari Al Jazeera pejabat yang tidak disebutkan namanya menyebut bahwa kondisi militer Israel tengah kritis lantaran kehabisan amunisi strategis.

Baca juga: Iran Gelar Perundingan Nuklir dengan Prancis, Jerman, Inggris di Istanbul

Selama perang berlangsung, penggunaan senjata dalam jumlah besar secara terus-menerus membuat stok cepat habis. Bahkan amunisi yang biasanya disimpan untuk kondisi darurat juga ikut digunakan.

Militer Israel kemungkinan menguras cadangan amunisi utama untuk mencapai target-target strategis dalam waktu singkat.

Karena serangan tidak direncanakan jauh hari, persiapan logistik juga minim, sehingga stok amunisi habis lebih cepat dari perkiraan.

Masalah tersebut semakin diperparah lantaran amunisi berteknologi tinggi dan mahal, seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow-3 yang tidak bisa diproduksi dalam waktu singkat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan