Konflik Thailand Vs Kamboja
Akar Konflik Thailand-Kamboja, Wilayah Candi di Perbatasan Jadi Titik Panas
Wilayah perbatasan Thailand-Kamboja di sekitar candi kuno peninggalan Kekaisaran Khmer menjadi titik panas konflik tanah yang disengketakan.
Pada 1962, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan Candi Preah Vihear milik Kamboja, tetapi akses ke kuil ini dari sisi Thailand, sehingga memicu perselisihan wilayah sekitar candi seluas ± 4,6 km⊃2;.
Tahun 2008–2011, bentrokan militer berkali-kali terjadi, menewaskan puluhan orang dan membuat ribuan warga mengungsi.
ICJ kemudian mempertegas kembali pada tahun 2013 bahwa seluruh area kuil termasuk tangga akses berada di bawah kedaulatan Kamboja, tetapi Thailand belum sepenuhnya menerima batas wilayah ini.
2. Candi Ta Moan Thom
Candi Ta Moan Thom terletak di wilayah perbatasan, akses utama melalui Thailand, namun Kamboja mengklaim lokasinya di wilayah mereka.
Thailand menjaga kuil ini dengan militer, yang dianggap provokasi oleh Kamboja.
Bentrokan bersenjata tercatat pada 2009–2011, terutama saat patroli atau pembangunan jalan militer oleh kedua pihak, lapor The New York Times.
3. Candi Ta Moan Toch
Candi Ta Moan Toch berada berdekatan dengan Candi Ta Moan Thom, termasuk dalam kompleks kuil yang sama tapi dengan struktur tersendiri.
Konfliknya tidak seintens Candi Ta Moan Thom, tetapi tetap jadi bagian dari kawasan rawan karena klaim tumpang tindih di zona hutan perbatasan.
4. Candi Ta Krabey (atau Ta Kwai)
Candi Ta Krabey terletak di perbatasan Provinsi Oddar Meanchey (Kamboja) dan Surin (Thailand).
Kedua negara mengklaim kuil ini sebagai warisan budaya mereka, dan bentrokan militer besar terjadi April 2011.
Kawasan sekitar kuil sering dijadikan basis militer oleh kedua pihak, lapor Al Jazeera.
Semua kuil tersebut dibangun oleh Kerajaan Khmer (nenek moyang bangsa Kamboja), tapi banyak yang sekarang berada di perbatasan dengan Thailand.
Di sisi lain, peta warisan kolonial Prancis tidak selalu jelas membatasi lokasi kuil dan perbatasan negara.
Thailand dan Kamboja sama-sama ingin menjaga warisan budaya dan simbol nasionalisme dengan memiliki candi-candi tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.