Sabtu, 4 Oktober 2025

Gedung Putih Bantah Tudingan WSJ yang Sebut Trump Masuk Daftar Epstein

Persahabatan lama Trump dengan Epstein kembali menjadi sorotan setelah pemerintahannya menyatakan tidak akan merilis berkas tersebut,

Penulis: Bobby W
Editor: Salma Fenty
whitehouse.gov
DONALD TRUMP - Foto ini diambil dari laman whitehouse.gov pada Jumat (4/7/2025) yang menampilkan Presiden Trump menyampaikan pidato di sebuah acara tentang “One Big Beautiful Bill Act”. Gedung Putih membantah kabar bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dinyatakan ikut masuk dalam daftar terkait dengan Jeffrey Epstein, seorang pelaku kejahatan seksual yang telah dihukum dan meninggal di penjara. Adapun tudingan tersebut dilayangkan Wall Street Journal (WSJ) melalui laporan eksklusifnya pada Rabu waktu setempat (23/7/2025)  

Epstein, yang meninggal di sel tahanan pada 2019 saat menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seksual anak, dikenal membangun jaringan elit global.

Jaringan dengan orang-orang paling berkuasa di dunia tersebut ia bangun melalui pemberian fasilitas eksklusif dan akses ke tokoh-tokoh lainnya yang juga berpengaruh.

Nama-nama seperti Donald Trump, Bill Clinton, dan sejumlah anggota keluarga kerajaan Inggris sempat disebut dalam laporan media sebagai bagian dari "daftar" ini

Namun demikian, nama-nama sebagian besar pejabat yang dekat dengan Epstein tersebut membantah adanya hubungan ilegal.

Berkas yang dirilis sejak 2024 mengungkapkan transkrip dewan juri yang menunjukkan Epstein membayar puluhan ribu dolar kepada seorang mantan ajudannya untuk merekrut korban muda, sementara koneksi politik dan bisnisnya terus menjadi misteri.

Kontroversi ini mencuat kembali pada 2025 ketika Departemen Kehakiman AS mengeluarkan memo menyatakan tidak ada bukti untuk melanjutkan penyelidikan kasus Epstein,

Memo ini memicu tekanan dari kelompok aktivis dan keluarga korban yang menuntut transparansi.

Sejumlah anggota Kongres AS, termasuk dari Partai Republik, mendesak agar seluruh dokumen terkait Epstein dirilis, termasuk daftar kontak dan catatan keuangan yang diduga melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh.

Trump sendiri menyatakan bahwa namanya muncul dalam berkas tersebut, meski Jaksa Agung Pam Bondi menegaskan tidak ada temuan yang membenarkan penuntutan lebih lanjut.

Munculnya "daftar Epstein" memicu debat tentang batas antara privasi dan kepentingan publik, terutama ketika nama-nama besar terlibat.

Beberapa pihak mengklaim dokumen ini bisa mengungkap skandal besar, sementara yang lain memperingatkan risiko pencemaran nama baik tanpa bukti konkret.

Hingga kini, upaya untuk membuka seluruh dokumen masih berlangsung, dengan keluarga korban dan lembaga investigatif menuntut keadilan yang dianggap terabaikan sejak kematian Epstein.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved