Senin, 29 September 2025

Penipuan Semakin Marak, Kedubes Jepang Ingatkan Warganya di Indonesia

Kedubes Jepang menyampaikan bahwa saat ini tengah marak modus penipuan dengan pelaku yang berpura-pura sebagai petugas bank

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
Informasi kehati-hatikan dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia buat warganya akan maraknya penipuan di Indonesia 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Kedutaan Besar Jepang di Indonesia mengeluarkan peringatan resmi kepada warganya terkait meningkatnya kasus penipuan yang menyasar warga Jepang di Indonesia.

Dalam laman resminya bertajuk "Penipuan yang Menyamar sebagai Bank", Kedubes Jepang menyampaikan bahwa saat ini tengah marak modus penipuan dengan pelaku yang berpura-pura sebagai petugas bank.

“Di wilayah ini (Indonesia), telah terjadi kasus penipuan dengan pelaku yang menyamar sebagai petugas bank dan menargetkan warga Jepang. Harap pelajari studi kasus dan selalu waspada,” tulis imbauan yang diterbitkan pada 17 Juli 2025.

Selain menyamar sebagai bank, dalam beberapa tahun terakhir juga terjadi peningkatan kasus penipuan yang melibatkan oknum yang mengaku sebagai polisi atau petugas kantor pos.

Baca juga: Ratusan Muslim Indonesia Ikuti Tabligh Akbar Spesial Summer KMII & Milad ke-7 Raudhatul Quran Jepang

“Kami mengimbau agar Anda tidak langsung mempercayai komunikasi seperti ini. Periksa terlebih dahulu keasliannya dengan seksama sebelum merespons,” tulis peringatan tersebut.

Kedutaan juga membagikan tautan ke halaman resmi Kepolisian Nasional Jepang yang memuat informasi pencegahan penipuan:

https://www.npa.go.jp/bureau/safetylife/sos47/case/

Contoh Kasus Penipuan

Kasus 1: Modus SMS Palsu dari Bank

Seorang warga Jepang menerima pesan yang mengaku dari bank, menyatakan bahwa dirinya mencoba melakukan transaksi melalui Tokopedia dan Shopee. Karena merasa tidak melakukannya, korban pun mengklik tautan pembatalan yang dikirim pelaku via SMS.

“Tautan tersebut meminta saya memasukkan nomor kartu debit. Saya isi begitu saja,” ujar korban.

Tak lama setelahnya, lebih dari Rp100 juta hilang dari rekening korban.

Kasus 2: Telepon WhatsApp Mengatasnamakan Bank

Korban lain menerima panggilan WhatsApp yang mengklaim dari bank dan menanyakan apakah ia baru saja melakukan pembelian besar menggunakan kartu kredit.

“Saya jawab tidak, dan diminta memverifikasi lewat email,” ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan