Rusia Kembalikan 1.000 Jenazah Tentara Ukraina yang Tewas, Ribuan Lainnya Menyusul

Rusia Kembalikan 1.000 Jenazah Tentara Ukraina yang Tewas, Ribuan Lainnya Menyusul
 
TRIBUNNEWS.COM - Rusia mengembalikan jenazah 1.000 tentara Ukraina yang tewas dalam pertempuran dan menerima jenazah 19 tentara Rusia berdasarkan kesepakatan yang dicapai selama perundingan damai bulan lalu di Istanbul, kata pihak berwenang di Moskow, Kamis (17/7/2025).

Penasihat Kremlin dan kepala negosiator perdamaian, Vladimir Medinsky mengumumkan  pertukaran tersebut dalam sebuah posting Telegram, dilansir TMT.  

Baca juga: Ledek Ultimatum Trump untuk Berdamai, Rusia Luncurkan Ratusan Drone dan Rudal ke Ukraina

Pihak berwenang Ukraina kemudian mengonfirmasi penyerahan tersebut, dengan mengatakan bahwa Palang Merah membantu memulangkan jenazah tentaranya.

"Penyelidik penegak hukum, bersama para ahli dari Kementerian Dalam Negeri, akan melakukan semua pemeriksaan yang diperlukan dan mengidentifikasi jenazah yang dipulangkan," demikian pernyataan dari markas besar Ukraina untuk perawatan tawanan perang.

Ribuan Jenazah Lain Menyusul

Foto dan video yang dibagikan oleh kantor berita pemerintah Rusia menunjukkan tim yang mengenakan pakaian hazmat putih memindahkan kantong mayat di antara semi-trailer berpendingin.
 
Sebuah sumber anonim mengatakan kepada kantor berita milik pemerintah, RIA Novosti kalau Rusia berencana untuk mengembalikan jenazah 2.000 tentara Ukraina lagi dalam waktu dekat.

Pemulangan tentara yang gugur dan pertukaran tawanan perang merupakan salah satu dari sedikit bidang kerja sama antara pihak yang bertikai sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Moskow dan Kiev sepakat bulan lalu dalam perundingan di Istanbul untuk menukar jenazah masing-masing 6.000 tentara.

Kedua belah pihak juga sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan dalam skala besar, tetapi gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Puluhan ribu tentara telah tewas di kedua belah pihak sejak perang dimulai, menurut pemantau independen dan intelijen Barat.

Kedua negara tidak mempublikasikan angka korban yang rutin atau dapat diverifikasi secara independen.

(oln/tmt/*)