Senin, 29 September 2025

Konflik Suriah

Mengapa Israel Serang Suriah dan Apa Hubungannya dengan Druze? Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Israel melancarkan serangan terhadap Suriah, dengan dalih ingin melindungi Druze yang terlibat bentrok dengan Badui.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Tangkap layar YouTube Firstpost
KONFLIK SURIAH - Tangkap layar YouTube Firstpost 17 Juli 2025, memperlihatkan pasukan Israel dan kelompok Druze berkumpul di Dataran Tinggi Golan, perbatasan Suriah. Israel melancarkan serangan terhadap Suriah, dengan dalih ingin melindungi kaum Druze. 

Mayoritas penduduk Sweida adalah penganut Druze.

Namun, wilayah ini juga dihuni oleh suku Badui yang beragama Islam Sunni, yang kadang-kadang terlibat konflik dengan komunitas Druze.

Mengutip WTOP.com, pada tahun 2000, kerusuhan pecah setelah seorang pria Badui membunuh seorang pria Druze dalam sengketa tanah.

Pasukan Bashar al-Assad, yang kala itu menjabat sebagai presiden, turun tangan dan menembaki para demonstran Druze.

Setelah serangan ISIS terhadap komunitas Druze di Sweida pada tahun 2018, yang menewaskan lebih dari 200 orang, kaum Druze menuduh suku Badui membantu para militan.

Eskalasi terbaru bermula ketika sebuah suku Badui di Sweida mendirikan pos pemeriksaan dan menyerang serta merampok seorang pria Druze.

Insiden ini memicu aksi balasan dan penculikan, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah lembaga pemantau perang yang berbasis di Inggris.

Pasukan Presiden Suriah saat ini, Ahmed Al-Sharaa, kemudian turun tangan, dimaksudkan untuk menenangkan situasi.

Namun, ia dianggap berpihak pada suku Badui.

4. Mengapa Israel Mengklaim Melindungi Druze?

Sekitar 150.000 orang Druze tinggal di wilayah utara Israel.

Baca juga: Al-Sharaa: Perlindungan Warga Druze Adalah Prioritas Pemerintah Suriah

Berbeda dengan warga negara Palestina di Israel, warga Druze diwajibkan menjalani dinas militer.

Selain itu, lebih dari 20.000 orang Druze tinggal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, wilayah yang dianeksasi oleh Israel pada tahun 1981.

Banyak warga Druze di Golan menganggap diri mereka sebagai warga Suriah, bukan Israel.

Sejak 1981, komunitas Druze di kedua sisi perbatasan Israel–Suriah terpisah, meskipun runtuhnya rezim Assad membuka peluang untuk kembali bersatu.

Dalam bentrokan baru-baru ini, beberapa warga Druze di wilayah yang diduduki Israel menyeberang ke Suriah untuk menunjukkan solidaritas dengan sesama Druze

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan