Kaki Trump Bengkak Mendadak, Gedung Putih Bagikan Hasil Pemeriksaan Dokter

TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih membagikan kabar terbaru terkait kesehatan Presiden Amerika Serikat ke-47, Donald Trump yang mengalami pembengkakan di kedua kakinya.

Setelah menjalani pemeriksaan medis terkait pembengkakan tersebut, Trump akhirnya didiagnosis mengalami kondisi gangguan vena yang umum terjadi pada golongan masyarakat lanjut usia.

Dikutip dari Reuters, kabar tersebut diumumkan melalui pernyataan terbaru Gedung Putih di konferensi pers pada Kamis waktu setempat (17/7/2025)..

Dalam jumpa pers tersebut, Sekretaris Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan temuan dokter kepresidenan terkait kondisi kesehatan terbaru Trump/

Leavitt dalam kesempatan itu membacakan surat dari dokter pribadi terkait diagnosis Trump.

Melalui pemeriksaan ultrasound, pihak dokter kepresidenan AS menyimpulkan bahwa Trump menglami insufisiensi vena kronis (IVK) pada kaki.

"Ini kondisi yang umum terjadi, terutama pada individu berusia di atas 70 tahun"  terang Leavitt.

Leavitt menegaskan tidak ditemukan bukti kondisi lebih serius seperti trombosis vena dalam atau penyakit arteri.

Pemeriksaan tambahan juga tidak menunjukkan gejala gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik lainnya.

Leavitt menambahkan bahwa Trump mengaku tidak terganggu banyak akibat kondisi pembengkakan di kakinya tersebut. 

Menurut situs MedlinePlus Perpustakaan Nasional Kesehatan AS, insufisiensi vena kronis (IVK) atau chronic venous insufficiency (CVI) adalah kondisi di mana vena di tungkai gagal mengalirkan darah kembali ke jantung secara efisien.

Baca juga: Donald Trump Sukses Pasarkan Boeing: Bahrain Siap Beli 12 Unit Pesawat, Indonesia Borong hingga 50

Hal ini terjadi akibat kerusakan katup vena atau obstruksi aliran darah.

Kondisi ini sering terjadi pada individu berusia di atas 70 tahun dan bersifat progresif, artinya gejalanya cenderung memburuk seiring waktu jika tidak dikelola.

Namun demikian, IVK dapat disembuhkan sepenuhnya jika penderitanya melakukan tindakan pengobatan sejak dini.

Di konferensi pers tersebut, Leavitt juga menyebut Trump mengalami memar di punggung tangan.

Hal ini disebut sebagai gejala konsisten dengan iritasi jaringan lunak ringan akibat jabat tangan berulang dan penggunaan aspirin, yang menjadi bagian dari regimen pencegahan kardiovaskular standar.

(Tribunnews.com/Bobby)