Senin, 29 September 2025

Kecelakaan Pesawat Air India

Investigasi Kecelakaan Air India Picu Perdebatan, Sakelar Kontrol Bahan Bakar Tak Bermasalah

Investigasi kecelakaan pesawat Air India yang terjadi pada bulan lalu telah memicu perdebatan panjang.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
X @CISFHQrs
AIR INDIA JATUH - Gambar yang dirilis oleh pasukan pemerintah India menunjukkan ekor pesawat jet penumpang yang terjepit di sebuah gedung di Ahmedabad pada Kamis (12/6/2025). Investigasi kecelakaan pesawat Air India yang terjadi pada 12 Juni 2025 lalu telah memicu perdebatan panjang. 

TRIBUNNEWS.COM - Investigasi kecelakaan pesawat Air India telah memicu perdebatan panjang.

Investigasi kecelakaan pesawat yang menimpa Air India pada 12 Juni 2025 di Ahmedabad itu telah memasuki babak baru, di mana muncul usulan untuk memasang kamera video di kokpit.

Meskipun usulan memasang kamera video di kokpit telah terjadi selama puluhan tahun, akibat kecelakaan pesawat Air India ini usulan itu muncul kembali.

Salah satu suara paling berpengaruh dalam industri ini, kepala Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), Willie Walsh mengatakan pada hari Rabu di Singapura, ada argumen kuat agar kamera video dipasang di kokpit pesawat untuk memantau tindakan pilot guna melengkapi perekam suara dan data penerbangan yang sudah digunakan oleh penyelidik kecelakaan.

Para ahli penerbangan mengatakan, laporan awal dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB) menimbulkan pertanyaan apakah salah satu pilot penerbangan Air India 171 mematikan pasokan bahan bakar ke mesin Boeing 787 beberapa detik setelah lepas landas, yang mengakibatkan situasi yang tidak dapat diperbaiki.

"Berdasarkan pengetahuan kami saat ini, sangat mungkin rekaman video, selain rekaman suara, akan sangat membantu para penyelidik dalam melakukan investigasi terkait isu kesehatan mental," kata Walsh, dikutip dari CNN.

Para pendukung kamera video kokpit mengatakan rekaman itu dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh perekam audio dan data.

Sementara para penentang mengatakan kekhawatiran tentang privasi dan penyalahgunaan lebih besar daripada apa yang mereka anggap sebagai manfaat marjinal untuk penyelidikan.

Rekaman video itu "sangat berharga" bagi para penyelidik kecelakaan Australia untuk menentukan apa yang menyebabkan helikopter Robinson R66 hancur di udara pada tahun 2023.

"Video tersebut menunjukkan bahwa pilot tersebut disibukkan dengan tugas-tugas yang tidak terkait dengan penerbangan selama sebagian besar waktunya, khususnya penggunaan ponsel dan konsumsi makanan serta minuman," kata laporan tersebut.

ATSB memuji Robinson Helicopters karena menyediakan kamera yang dipasang pabrik dan mengatakan bahwa pihaknya mendorong produsen dan pemilik lain untuk mempertimbangkan manfaat keselamatan berkelanjutan dari perangkat serupa.

Baca juga: Hasil Investigasi Awal Air India: Human Error, Sakelar Bahan Bakar Tak Menyala Pasca Lepas Landas

Pada tahun 2000, Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), Jim Hall mendesak Administrasi Penerbangan Federal untuk mewajibkan pesawat komersial dilengkapi dengan perekam gambar kokpit.

Rekomendasi Hall muncul setelah kecelakaan Penerbangan 990 Egyptair tahun 1999, ketika kopilot secara sengaja menjatuhkan Boeing 767, menurut NTSB, yang menewaskan seluruh 217 orang di dalamnya.

"Dalam keseimbangan antara privasi dan keselamatan, skalanya jelas mengarah pada keselamatan," ujar pakar keselamatan udara, John Nance.

"Melindungi masyarakat yang terbang adalah kewajiban suci," lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan