Sabtu, 4 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

10 Hal tentang Manuver Politik Elon Musk Guncang AS, Bikin Partai Amerika dan Tuai Kritik Tajam

Elon Musk umumkan Partai Amerika untuk lawan sistem dua partai AS, memicu perang kata-kata dengan Trump dan kritik keras Partai Republik.

Facebook The White House
ELON MUSK - Gambar diambil dari Facebook White House pada Minggu (1/6/2025), memperlihatkan CEO Tesla Elon Musk, yang keluar dari kepemimpinan DOGE di bawah pemerintahan Trump, mengangkat hadiah kunci emas pada hari perpisahannya di Gedung Putih pada hari Jumat (30/5/2025). Foto tersebut diunggah pada hari Sabtu (31/5/2025). 10 Hal tentang Manuver Politik Elon Musk 

TRIBUNNEWS.COM - Elon Musk meledakkan panggung politik AS dengan rencana membentuk Partai Amerika, Jumat (4/7/2025).

Di Hari Kemerdekaan, ia terang-terangan menantang sistem dua partai dan menyulut perang terbuka dengan Donald Trump.

Ide Musk langsung memicu kecaman pedas, ancaman balasan, hingga kekhawatiran GOP terbelah.

Inilah 10 fakta panas tentang manuver politik Elon Musk yang mengguncang Washington.

10 Hal tentang Manuver Politik Elon Musk

1. Elon Musk Umumkan Gagasan Partai Amerika di Hari Kemerdekaan AS

Pada Jumat (4/7/2025), Elon Musk memposting di X (sebelumnya Twitter) soal ide membentuk “Partai Amerika.”

Ia bertanya kepada pengikutnya: “Haruskah kita membentuk Partai Amerika?”, sambil melampirkan jajak pendapat.

Musk menilai sistem dua partai saat ini tak lagi mewakili suara rakyat, dikutip dari People.

2. Strategi: Fokus pada Kursi Penentu di Kongres

Musk mengusulkan agar partai barunya menargetkan 2–3 kursi Senat dan 8–10 kursi DPR.

Dengan margin tipis di Kongres, suara partai ini bisa menjadi penentu UU kontroversial.

“Tujuannya agar undang-undang melayani keinginan rakyat yang sebenarnya,” katanya.

Baca juga: Gerah dengan Politik di AS, Elon Musk Umumkan Pendirian Partai Amerika

3. Dipicu Perseteruan dengan Trump Soal RUU Anggaran

Setelah keluar dari posisi penasihat Gedung Putih, Musk menyerang keras "RUU One Big Beautiful" Trump.

Ia menyebutnya “kekejian menjijikkan” yang akan menambah defisit secara besar-besaran.

RUU itu akhirnya lolos dengan margin tipis pada Kamis (3/7/2025).

4. Trump Balas Sindir dan Ancam Musk

Trump menuduh Musk marah karena subsidi mobil listrik dihapus dalam RUU tersebut.

Ia mengatakan Musk harus kembali ke Afrika Selatan jika tidak ada subsidi.

Trump juga mengancam akan mengerahkan DOGE (mantan departemen Musk) untuk memeriksa kontrak pemerintahnya.

5. Musk Ancam Jatuhkan Politisi Republik Pro-Trump

Musk menyebut akan mendukung lawan politik dari Partai Republik yang memilih RUU Trump.

Ia juga menyebut Partai Republik saat ini sebagai “Porky Pig Party.”

“Saya akan pastikan mereka kalah di pemilu pendahuluan jika itu hal terakhir yang saya lakukan,” tulisnya, dilansir The Hill.

6. Tokoh Republik Tanggapi dengan Skeptis

Senator Roger Marshall mengatakan ia lebih memilih dukungan Trump daripada Musk.

Beberapa konsultan GOP menyebut ancaman Musk tidak realistis dan tidak perlu ditanggapi serius.

Mereka ragu Musk bisa mengumpulkan cukup banyak kandidat untuk menantang GOP secara nyata.

7. Kekhawatiran Partai Terpecah dan Sumber Daya Terkuras

Donor dan tokoh Partai Republik khawatir langkah Musk akan memecah suara konservatif.

Menurut Bill Bean, duel internal GOP hanya memperkuat oposisi Demokrat.

Baca juga: Elon Musk Ancam Buat Parpol Baru untuk Saingi Partai Republik, Menentang RUU Pajak dan Belanja Trump

Ia menilai uang Musk sebaiknya digunakan untuk mendukung kandidat yang kompetitif.

8. Dari Pendukung Jadi Lawan Trump

Musk pernah menjadi pendukung besar Trump, menyumbang besar untuk kampanye 2024.

Ia juga menyokong Partai Republik Wisconsin saat pemilu Mahkamah Agung negara bagian.

Kini, hubungannya dengan presiden tampak memburuk drastis.

9. Tetap Puji Kebijakan Luar Negeri Trump

 

Meski berseteru soal kebijakan fiskal, Musk masih memuji Trump dalam urusan luar negeri.

“@realDonaldTrump telah menyelesaikan beberapa konflik serius di dunia,” tulis Musk di X.

Ini menunjukkan bahwa perseteruan mereka belum benar-benar hitam-putih.

10. Peringatan: Musk Bisa Jadi 'Orang Tanpa Partai'

Ahli strategi Republik memperingatkan, jika Musk terus menyerang partainya sendiri, ia akan kehilangan dukungan dari dua belah pihak.

“Musk dibenci Demokrat dan bisa kehilangan dukungan Republik juga,” kata Jason Cabel Roe.

Hal ini bisa merusak prospek politik dan bisnis Musk di AS.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved