Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Tak Akan Perpanjang Deadline Negosiasi Tarif yang Berakhir 9 Juli Mendatang
Seperti yang diketahui sebelumnya, AS sempat memberlakukan jeda 90 hari hingga 9 Juli atas kebijakan tarif timbal balik yang menuai reaksi keras
"Saya pikir menjalin hubungan baik dengan Tiongkok adalah hal yang sangat positif," kata Trump.
"Tiongkok akan membayar banyak tarif, tetapi kita memiliki defisit besar, mereka memahami itu." sambungnya.
Pada wawancara tersebut, Trump juga mengatakan dia terbuka untuk mencabut sanksi atas pengiriman minyak Iran ke Tiongkok.
Hal tersebut bisa dilakukan jika Iran dapat menunjukkan komitmen mereka untuk berdamai dan tidak menyebabkan "kerugian" lagi.
Namun presiden juga menegaskan bahwa AS tidak takut membalas Beijing.
Hal ini diungkapkan Trump ketika presenter Fox News Channel, Maria Bartiromo, mencatat bahwa Tiongkok telah mencoba peretasan sistem AS dan mencuri kekayaan intelektual.
"Kamu tidak pikir kita sebenarnya juga telah melakukan hal yang sama kepada mereka bukan?" canda Trump.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Amerika Serikat dan Tiongkok telah mencapai kesepakatan untuk meredakan ketegangan perdagangan.
Hal in dibenarkan Sekretaris Perbendaharaan AS Scott Bessent yang mengatakan bahwa Tiongkok telah setuju mempermudah perusahaan-perusahaan AS untuk memperoleh magnet dan mineral tanah jarang dari Tiongkok yang penting bagi manufaktur dan produksi chip mikro.
Tanpa secara eksplisit menyebut akses AS terhadap tanah jarang, secara terpisah Kementerian Perdagangan Tiongkok juga mengiyakan pernyataan Bessent.
"Tiongkok sesuai dengan aturan hukum yang ada akan meninjau dan menyetujui aplikasi ekspor barang terkendali yang memenuhi syarat. Sebagai balasannya, Amerika Serikat akan mencabut serangkaian langkah pembatasan yang sebelumnya diterapkan terhadap Tiongkok." ungkap pihak Kementerian pada Jumat
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.