Konflik Iran Vs Israel
PBB Didesak Akui Israel dan AS sebagai Inisiator Agresi di Iran, Menlu Araghchi Singgung Kompensasi
Dalam tuntutannya kepada PBB, Iran meminta agar Israel dan AS bertanggung jawab atas agresinya dengan membayar kompensasi.
"Karena itu, mereka mengkhianati negosiasi yang mereka ikuti."
“Oleh karena itu, kesimpulannya adalah mereka terlibat dalam agresi tersebut, fakta yang mereka buktikan lebih lanjut ketika mereka melancarkan serangan terhadap situs nuklir damai kami, sehingga bergabung dengan Israel dalam pelanggaran berat terhadap setiap prinsip hukum internasional," jelasnya.
Menlu Iran Kecam Trump
Pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengecam komentar Donald Trump.
Ia mengatakan bahwa kesepakatan nuklir potensial bergantung pada AS yang mengakhiri "nada tidak sopan" terhadap Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
"Jika Presiden Trump benar-benar menginginkan kesepakatan, ia seharusnya mengesampingkan nada tidak hormat dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Agung Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pendukungnya yang tulus," tulis Araghchi di platform sosial X.
Baca juga: Komisi I DPR Gelar Rapat dengan Menlu Sugiono Bahas Dampak Konflik Iran-Israel

Sebagai informasi, karena ketegangan diplomatik terus berlanjut, para pejabat Israel telah mengisyaratkan kesiapan untuk meningkatkan ketegangan.
Pada 26 Juni 2025, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan kepada media lokal bahwa Israel telah mendapat "lampu hijau" dari Trump untuk menyerang Iran lagi jika negara itu tampaknya memajukan program nuklirnya.
Ia menambahkan bahwa Israel tidak memerlukan izin AS untuk menargetkan Khamenei secara langsung.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim kemenangan dan membingkai konflik tersebut sebagai peluang strategis untuk memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab.
"Kami telah berjuang dengan tekad melawan Iran dan meraih kemenangan besar. Kemenangan ini membuka jalan untuk memperluas perjanjian damai secara dramatis," kata Netanyahu dalam pidato video, merujuk pada Perjanjian Abraham, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab pada tahun 2020.
Namun, negara-negara Teluk telah mengutuk serangan rudal Iran terhadap Qatar dan serangan Israel terhadap fasilitas Iran, dengan alasan kekhawatiran atas stabilitas regional dan kedaulatan nasional.
Dalam pernyataan bersama pada 16 Juni 2025, negara-negara Arab menolak dan mengutuk agresi militer Israel terhadap Iran, dan sebaliknya menyerukan untuk kembali berunding.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.