Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Menlu Iran: Israel yang Minta Akhiri Perang Karena Mulai Putus Asa Digempur Rudal

Araghchi  mengungkapkan bahwa rezim Zionis yang pertama kali meminta perang selama 12 hari itu dihentikan dan menawarkan gencatan senjata.

Penulis: Hasanudin Aco
X/Twitter
GENCATA SENJATA - Menteri Luar Negeri Iran yang baru, Abbas Araghchi , mengatakan Iran menolak segala bentuk gencatan senjata yang dinegosiasikan atau pengaturan timbal balik. 

 

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan  Israel terpaksa meminta mengakhiri perang dengan Iran “karena putus asa” menyusul gelombang serangan balasan rudal Iran yang menimbulkan kerusakan parah di sejumlah wilayah Israel.

Araghchi  mengungkapkan bahwa rezim Zionis yang pertama kali meminta perang selama 12 hari itu dihentikan dan menawarkan gencatan senjata.

Namun, kata dia,  Iran menolak segala bentuk gencatan senjata yang dinegosiasikan atau pengaturan timbal balik.

"Iran tidak pernah terlibat dalam perundingan apa pun terkait gencatan senjata," tegasnya dikutip dari Tehran Times, Sabtu (28/6/2025).

 "Gencatan senjata menyiratkan kesepakatan dan negosiasi bersama. Yang terjadi adalah penghentian agresi secara sepihak oleh musuh setelah menyadari biaya yang harus dikeluarkan untuk melanjutkan perang."

"Kami tidak menerima konsep gencatan senjata jika itu menyiratkan negosiasi atau kompromi," katanya.

"Tidak ada negosiasi. Pihak penyerang terpaksa berhenti setelah tanggapan kami mengubah keseimbangan."

"Namun Iran bukanlah Lebanon," ia memperingatkan.

"Setiap pelanggaran terhadap ketenangan saat ini akan ditanggapi dengan respons langsung dan tegas."

Hormati tetangga Arab

Menanggapi serangan rudal Iran terhadap pangkalan militer AS di Qatar, Araghchi mengklarifikasi bahwa serangan itu ditujukan hanya ke Amerika Serikat.

"Saya sudah memberi tahu tetangga Arab kami sebelumnya bahwa jika AS menyerang kami, kami tidak punya pilihan selain menanggapi—dan tanggapan itu mungkin menargetkan infrastruktur militer AS yang berbasis di negara Anda," katanya.

Ia menekankan bahwa Iran tidak berniat menargetkan negara Arab mana pun dan bahwa pesan ini disampaikan langsung kepada keenam menteri luar negeri PGCC.

“Kebijakan kami tetap pada hubungan bertetangga yang damai dengan semua negara di Teluk Persia, Irak, dan sekitarnya,” tegasnya.

'Iran menunjukkan perlawanan terhadap koalisi kekuatan global'

Araghchi menggambarkan perang 12 hari tersebut sebagai momen bersejarah dalam perjuangan revolusioner Iran, dan mengatakan bahwa hal itu menandai “perlawanan terhadap koalisi kekuatan global.”

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved