Konflik Iran Vs Israel
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Sebut Trump Terlalu Lebay Membela Israel: Takut Zionis Hancur
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menyebut Presiden AS Donald Trump terlalu lebay membela Israel.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Sejak awal Revolusi Islam, Amerika Serikat telah berupaya untuk berkonfrontasi dengan Iran, dan selalu menemukan alasan-alasan baru: hak asasi manusia, demokrasi, hak-hak perempuan, pengayaan, dan rudal, tetapi di balik semua dalih ini, hanya ada satu tujuan: Iran menyerah.
Khamenei mengatakan bahwa pemerintahan sebelum Trump menyembunyikan niat ini karena hal itu “tidak dapat diterima”.
Ia menekankan bahwa tidak ada logika yang mengizinkan tuntutan penyerahan diri suatu bangsa.
Dirinya menambahkan bahwa Iran adalah negara besar dengan peradaban kuno dan warisan budaya yang jauh lebih kaya daripada AS dan negara-negara sejenisnya.
"Mengharapkan negara seperti itu menyerah hanyalah omong kosong, yang pasti akan ditertawakan oleh orang-orang bijak dan intelektual," pungkasnya.
Iran Tolak Berunding dengan AS
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi membantah rencana untuk memulai kembali negosiasi dengan AS.
Dalam komentarnya, Aragchi mengutuk keterlibatan AS dalam perang agresi Israel terhadap Iran.
Ia mengatakan sementara Iran melindungi hak-hak rakyatnya dalam perundingan nuklir tidak langsung dengan AS sebelum agresi Israel, AS memutuskan untuk menggunakan metode lain setelah kekecewaannya terhadap perundingan.
Aragchi mengecam serangan militer AS terhadap Iran sebagai pengkhianatan terhadap diplomasi dan perundingan.
Baca juga: 3 Kegagalan Israel dalam Perang Lawan Iran meski Dibantu AS, Zionis Alami ‘Gempa Geopolitik’
"Belum ada kesepakatan mengenai dimulainya kembali perundingan. Bahkan belum ada pembicaraan mengenai perundingan."
"Subjek perundingan saat ini tidak perlu dipertanyakan lagi," tegas Aragachi, dikutip dari Tasnim News.
Aragchi menjelaskan bahwa Iran tetap berkomitmen pada diplomasi, tetapi keputusan apakah akan melanjutkan negosiasi dengan AS perlu dinilai.
Ditanya tentang program pengayaan nuklir Iran setelah serangan Amerika dan Israel terhadap fasilitas nuklir negara itu, menteri luar negeri mengatakan kerusakannya tidak kecil karena Iran sedang mengevaluasi tingkat kerusakannya.
"Masih terlalu dini untuk melihat bahwa landasan sudah siap untuk negosiasi," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.