Konflik Iran Vs Israel
Doktrin Ganti Rezim dan Kegagalan Israel-Amerika
Jika tujuan akhir Israel adalah untuk memicu keruntuhan rezim, Israel mungkin telah meremehkan ketahanan historis sistem politik Iran.
Jika tujuan akhir Israel adalah untuk memicu keruntuhan rezim, Israel mungkin telah meremehkan ketahanan historis sistem politik Iran dan kekuatan pemersatu trauma nasional.
Saat bom jatuh dan jenderal tewas, tatanan sosial Iran tampaknya tidak terurai. Sebaliknya, mungkin justru sedang menyatukan kembali dirinya sendiri.
Kemartiran mereka adalah pelecut semangat bagi rakyat Iran, yang meyakini kematian di jalan perjuangan adalah mulia.
Ini adalah narasi penting dalam historis kultural dan psikologi politik Iran. Kematian bagi mereka harus diglorifikasi sebagai kemartiran atau pengorbanan dan sekaligus kekuatan.
Berbeda dengan Israel, yang harus menutupi segala kerusakan dan kematian akibat serangan Iran, karena itu berarti kelemahan.
Klaim Israel yang menghancurkan 120 peluncur rudal dan 200 unit sistem penangkis serangan uara Iran, harus menghadapi realitas sebaliknya.
Penembakan rudal secara masif oleh Iran setelah gempuran besar Israel, memperlihatkan klaim Tel Aviv itu hanya ilusi.
Bahkan terjangan rudal-rudal hipersonik Iran gagal dilumpuhkan system Kubah Besi atau Iron Dome, sistem rudal Arrow, maupun THAAD milik Amerika Serikat.
Rudal Iran semakin menyerang benar-benar dengan sedikit intersepsi. Mitos pertahanan Israel yang mahakuasa mulai terbongkar.
Bahkan Iran dianggap menggunakan taktik menguras rudal pencegat Israel, dengan stok berbagai jenis rudal pamungkas yang mereka miliki yang belum ditembakkan.
Efek serangan Iran ke Israel telah membuat guncangan besar bagi penduduk negara itu. Mereka ketakutan.
Kehancuran fisik yang ditimbulkan menyajikan pemandangan yang selama ini hanya bisa disaksikan terjadi di Jalur Gaza atau Dahiiyeh di Beirut.
Perang psikologis, yang dilancarkan Iran bersamaan operasi pembalasan mereka, mendapatkan momentum. Iran memenangi pertempuran di sektor ini.
Apa yang terjadi sesudah Amerika Serikat membom Fordow, Natanz dan Isfahan, tampaknya memberi dampak menarik saat muncul tanda-tanda deeskalasi konflik.
Meski begitu, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan, balasan lanjutan yang semakin menyakitkan tetap akan diarahkan ke Israel.
Israel tampaknya sudah merasa cukup, dengan penghancuran Fordow, Natanz dan Isfahan oleh Amerika.
Mereka menerima kenyataan, melenyapkan kapabilitas nuklir Iran masih mustahil. Tapi mencegat, meredam, memperlambat kemampuan Iran, jadi pilihan realistis. (Setya Krisna Sumarga)
Amerika Serang Iran
Trumph Bantu Israel
perang israel vs iran
Ayatollah Ali Khamenei
Lindsey Graham
Konflik Iran Vs Israel
Iran Pamer Kekuatan Besar Tembak Rudal ke di Teluk Oman, Bikin Israel Was-was |
---|
Iran Pamer, Sebut Rudal yang Hantam Israel Hanya Rudal Lawas: Yang Baru Lebih Dahsyat |
---|
Perang 12 Hari Lawan Israel Sisakan Kekacauan di Seluruh Iran: Transportasi Lumpuh, Sinyal Kacau |
---|
Israel dan Iran Jauh dari Kata Damai, Perang Bayangan Sengit Intelijen hingga Serangan Siber |
---|
Mossad Israel Sukses Rekrut 'Orang Dalam' Nuklir Iran, Teheran Eksekusi Gantung Rouzbeh Vadi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.