Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Inilah Kalkulasi Setelah Amerika Membom Iran

Trump umumkan AS bom 3 situs nuklir Iran. Dunia siaga! Pengamat: Iran bisa blokade Hormuz dan picu krisis energi global tak terhindarkan.

Editor: Glery Lazuardi
Maxar Technologies/Reuters via Sky News
FASILITAS PENGAYAAN URANIUM FORDOW - Citra satelit menunjukkan fasilitas nuklir Fordow di Iran yang dibom oleh militer Amerika Serikat, Sabtu malam, 21 Juni 2025. Fasilitas ini berada 80-90 meter di bawah tanah yang dibangun Iran di 2006 dan resmi beroperasi di 2009. 

Agenda pergantian rezim di Iran seperti yang secara terselubung hendak dilakukan, sepertinya juga menjauh dari rencana elite Amerika. 

Jika ini yang dinginkan, maka konflik Israel dan Amerika melawan Iran akan mereda. Tetapi semua akan tergantung keputusan Teheran. 

Di Sanaa Yaman, kelompok Houthi sudah memberikan ancaman akan menyerang semua target militer Pentagon di Laut Merah jika Amerika menyerang Iran.
Houthi Yaman beberapa waktu lalu telah membuat Presiden Trump  menyerah, dan meninggalkan agenda menggempur kelompok itu. 

Kelompok lain pro-Iran di Irak dan Lebanon memberikan ancaman sama, tetapi fakta politiknya mereka akan sulit melakukan secara leluasa di negaranya. 

Washington telah mengancam kelompok Hizbullah Lebanon untuk tidak bertindak gegabah. Membantu Iran menurut Amerika akan menjadi lonceng kehancuran kelompok itu. 

Sementara negara-negara Arab dan Teluk, termasuk Turki, sejauh ini hanya berhenti pada retorika, dan ini tidak akan berarti banyak. 

Artinya, tanpa gerakan politik kongkret, Iran hanya akan berjuang sendirian menghadapi duet maut Israel-Amerika. 

Iran benar-benar akan sendirian scara fisik dan militer. Presiden Rusia Vadimir Putin memang sebelumnya telah memperingatkan Trump untuk tidak menyerang Iran.

Tetapi Rusia dengan urusannya di Ukraina yang belum selesai, tidak akan bertindak lebih jauh, misal sampai terjun ke peperangan membantu Iran.

Begitu pula Tiongkok, mitra kuat Iran yang tetap menyarankan diplomasi secara adil untuk menghentikan konflik. 

Posisi China terhadap Iran dalam konteks ekonomi memang sangat signifikan, sebagai importir terbesar minyak Iran. 

Ladislav Zemánek, peneliti nonresiden di China-CEE Institute dan pakar Valdai Discussion Club menyebutkan, kemitraan Tiongkok-Iran kuat tapi tetap terbatas. 

Misalnya dalam situasis ekstrem setelah Amerika terjun dalam peperangan, lalu Iran memblokade Selat Hormuz yang sangat vital, ini jelas akan mengancam ekonomi China. 

Selat Hormuz adalah jalur sempit untuk lebih dari 25 persen lalulintas minyak global dan sepertiga pengiriman gas alam cair ke dunia. 

Terhntinya lalulintas migas ini pastinya akan mengguncang industry Tiongkok, dan Beijing sudah pasti akan mengubah strateginya tanpa Iran. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved