Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

35 Rudal Iran Tembus Iron Dome, Sirene Berbunyi di Israel Tengah, Teheran Juga Meledak

Setidaknya 35 rudal Iran menembus pertahanan Israel, menewaskan 24 warga sipil dan melukai lebih dari 647 orang. 

Tangkap Layar Ynet/Photo: Reuters/Moshe Mizrahi
DAMPAK RUDAL IRAN - Tangkap layar dari YNet, Selasa (17/6/2025) menunjukkan pemandangan kerusakan di pemukiman di Tel Aviv, Israel akibat rudal Iran. Iran dilaporkan akan meluncurkan serangan besar ke Israel dalam beberapa jam mendatang. 

35 Rudal Iran Tembus Iron Dome, Sirene berbunyi di Israel Tengah, Teheran Juga Meledak

TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel (IDF) mengonfirmasi kalau sirene serangan udara berbunyi di Israel bagian tengah pada Selasa (17/6/2025) sore saat Iran melancarkan serangan rudal lainnya yang menargetkan wilayah Israe.

IDF mengklaim sebagian besar serangan, yang terdiri dari delapan roket, berhasil dicegat tanpa ada korban luka yang dilaporkan.

Baca juga: Kelompok Hacker Israel Serang Iran, Bank Negara Sepah Lumpuh: Nasabah Tak Bisa Tarik Uang

Tak lama setelah serangan itu, Igor Fredkin dan Uri Levy disebutkan sebagai dua korban tewas lainnya akibat serangan rudal mematikan di kilang minyak dekat Haifa .

"Serangan terbaru ini menyusul beberapa serangan rudal Iran dalam 24 jam terakhir, termasuk rentetan serangan yang memicu peringatan di Israel utara dan selatan. Dalam insiden sebelumnya, sebagian besar rudal dicegat atau jatuh di area terbuka, tanpa ada korban yang dilaporkan," tulis laporan media Israel, Ynet, dalam laporan perkembangan situasi terbaru seputar konflik dikutip Selasa.

Pihak berwenang Israel dilaporkan menginstruksikan pemukim Yahudi untuk segera memasuki tempat yang dilindungi setelah mendengar peringatan dan mengikuti instruksi Komando Front Dalam Negeri hingga menerima pernyataan resmi kalau situasi sudah aman.

"Tidak ada laporan langsung mengenai cedera atau kerusakan akibat serangan Selasa sore, tetapi pejabat keamanan mengatakan situasi tetap dinamis karena Israel terus menanggapi agresi Iran," kata laporan tersebut.

ISRAEL SERANG IRAN - Serangan yang dilaporkan oleh IDF di Iran  pada 13 Juni 2025. /Foto tangkapan layar X.
ISRAEL SERANG IRAN - Serangan yang dilaporkan oleh IDF di Iran pada 13 Juni 2025. /Foto tangkapan layar X. (Via Jerussalem Post)

Ledakan Dahsyat Guncang Teheran

Sebaliknya di wilayah Iran, serangkaian ledakan dahsyat mengguncang pusat kota Teheran pada Selasa pagi , di tengah meningkatnya serangan Israel ke wilayah Iran dan meningkatnya kekhawatiran internasional atas konflik yang meluas dengan cepat.

Warga Teheran melaporkan beberapa ledakan di seluruh ibu kota, sementara media pemerintah Iran mengonfirmasi kerusakan dan korban tetapi tidak memberikan keterangan yang jelas.

Pejabat Israel belum berkomentar langsung mengenai serangan Teheran tetapi telah mengakui bahwa pasukan mereka sekarang beroperasi di wilayah udara Iran dan bermaksud untuk meningkatkan serangan.

Di sisi lain, Garda Revolusi Iran mengklaim mereka menyerang Direktorat Intelijen Militer Israel dan pusat-pusat operasional Mossad.

Israel tidak mengonfirmasi serangan tersebut tetapi mengatakan ancaman dari rudal dan pesawat nirawak Iran masih aktif.

Katz Bandingkan Khamenei dengan Saddam Hussein

Kembali di Israel, Menteri Pertahanan Israel Katz membandingkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dengan Saddam Hussein, dan memperingatkan bahwa ia bisa menghadapi nasib serupa jika serangan terhadap warga sipil Israel terus berlanjut.

"Saya memperingatkan diktator Iran agar tidak terus melakukan kejahatan perang dan menembakkan rudal ke warga Israel," kata Katz.

Menurut sumber-sumber Israel, serangan udara telah menewaskan hampir semua pimpinan militer senior dan ilmuwan nuklir utama Iran.

Ali Shadmani, yang ditunjuk sebagai kepala staf perang Iran hanya empat hari sebelumnya, dipastikan tewas dalam serangan tersebut.

Pejabat militer Israel menggambarkan petinggi Iran sebagai "sedang melarikan diri."

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi kerusakan pada ruang pengayaan bawah tanah di Natanz, meskipun tidak ada perubahan yang dilaporkan di lokasi nuklir Fordow dan Isfahan.

Badan tersebut baru-baru ini menyatakan Iran melanggar kewajiban nonproliferasi untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun.

RUDAL IRAN - Penampakan rudal-rudal Iran di langit Tel Aviv, Israel pada Sabtu (14/6/2025). Meski sejumlah rudal bisa ditangkal, beberapa rudal Iran menghantam sejumlah fasilitas di Israel tengah, termasuk Tel Aviv.
RUDAL IRAN - Penampakan rudal-rudal Iran di langit Tel Aviv, Israel pada Sabtu (14/6/2025). Meski sejumlah rudal bisa ditangkal, beberapa rudal Iran menghantam sejumlah fasilitas di Israel tengah, termasuk Tel Aviv. (khaberni/tangkap layar)

35 Rudal Iran Tembus Israel

Konflik yang kini telah berlangsung selama lima hari itu bermula ketika Israel melancarkan serangan udara mendadak menyusul penilaian intelijen bahwa Iran hampir mengembangkan senjata nuklir.

Militer Israel mengatakan Iran telah menembakkan lebih dari 400 rudal balistik dan ratusan pesawat tanpa awak sejak saat itu.

Setidaknya 35 rudal Iran menembus pertahanan Israel, menewaskan 24 warga sipil dan melukai lebih dari 647 orang. 

Iran telah melaporkan 224 kematian, sebagian besar warga sipil.

Di Bat Yam, dekat Tel Aviv, upaya penyelamatan terus dilakukan di sebuah bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh rudal Iran.

Di antara korban tewas terdapat seorang nenek dan tiga cucunya.

Hampir 80 bangunan rusak dan 1.500 orang mengungsi.

Adapun Israel telah membatalkan tahap peringatan dini rudalnya , menggantinya dengan satu peringatan sekitar 10 menit sebelum serangan.

Langkah ini mencerminkan waktu respons yang lebih singkat dalam kondisi ancaman saat ini.

Perang Iran dan Israel ini juga membuat asar global sedang gelisah. Dua kapal tanker minyak bertabrakan dan terbakar di dekat Selat Hormuz, di tengah tanda-tanda gangguan elektronik yang disebabkan oleh konflik tersebut.

Tidak ada korban jiwa atau tumpahan yang dilaporkan. Wilayah ini menangani hampir seperlima dari pasokan minyak dunia.

Ketegangan juga meningkat setelah serangan Israel menghentikan sementara produksi di ladang gas South Pars, yang dimiliki Iran bersama Qatar.

Seorang juru bicara Qatar mengatakan serangan itu "tidak diperhitungkan" dan menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan energi.

Pengaruh regional Iran terus terkikis sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel memicu perang yang lebih luas. Proksi Teheran—Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan milisi di Irak—telah mengalami pukulan berulang kali dan Bashar al-Assad dari Suriah, sekutu utama Iran, telah digulingkan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel tidak akan mundur sampai ambisi nuklir Iran dibubarkan. "Kami tidak akan berhenti sampai ancaman itu dinetralisir," katanya.

AS Kasih Kode Bantu Israel

Dari KTT G7, Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan pada Selasa bahwa penghancuran total program senjata nuklir Iran dapat menjadi agenda jika Teheran tidak mundur dan kembali ke meja perundingan.

"Tentara Israel jelas tidak mampu melakukan itu. Mereka tidak memiliki persenjataan yang diperlukan. Namun, Amerika memilikinya," kata Merz dalam sebuah wawancara dengan penyiar ZDF di sela-sela pertemuan puncak Kelompok Tujuh (G7) di Kanada.

Sedangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, berbicara kepada wartawan setelah meninggalkan KTT G7 di Kanada, mengesampingkan gencatan senjata dan menuntut penyerahan diri Iran tanpa syarat.

Ini menjadi sinyal kalau AS segera ikut campur membantu Israel.

“Saya tidak mencari gencatan senjata. Saya mencari sesuatu yang lebih baik daripada gencatan senjata. Akhir yang sesungguhnya. Bukan... akhir. Menyerah sepenuhnya,” kata Trump. Ia menegaskan kembali pendiriannya yang sudah lama ada: “Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir. Itu sangat sederhana.”

Presiden Trump mengatakan ia mungkin akan mengirim pejabat senior AS—Utusan Timur Tengah Steve Witkoff atau Wakil Presiden JD Vance—untuk bertemu dengan perwakilan Iran, meskipun ia menepis pembicaraan tentang terobosan diplomatik jangka pendek.

“Mereka seharusnya menerima kesepakatan yang ada di atas meja—akan menyelamatkan banyak nyawa,” tulisnya di Truth Social.

“Jika mereka ingin berbicara, mereka tahu cara menghubungi saya,” kata Trump.

 

(oln/Ynet/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved