Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Analis Tuding Amerika Dalangi Serangan Israel demi Tekan Iran soal Nuklir

AS dinilai gunakan Israel sebagai alat tekan Iran soal nuklir, picu kemarahan Teheran dan ancaman serangan ke pangkalan AS di Timur Tengah.

Tangkap layar YouTube WION
KOBARAN API DI HAIFA - Iran melancarkan serangan terhadap Kota Haifa, Israel, pada Minggu (15/6/2025) malam. Serangan itu memicu kobaran api hingga gangguan listrik. Dilaporkan empat warga Haifa, yang termasuk dalam satu keluarga, tewas akibat serangan tersebut. AS dinilai gunakan Israel sebagai alat tekan Iran soal nuklir, picu kemarahan Teheran. 

TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Israel ke fasilitas nuklir Iran dinilai bukan sekadar aksi balasan.

Operasi Rising Lion yang diluncurkan Jumat (13/6/2025) kemarin dinilai sebagai bagian dari strategi terselubung Amerika Serikat (AS) untuk menekan Teheran terkait program nuklirnya.

Dalam analisisnya yang dirilis Anadolu Agency, jurnalis geopolitik Mehmet A Kancı menyebut, AS "menggunakan Israel sebagai tongkat pemukul" terhadap Iran sembari tetap menjaga citra sebagai pihak yang mendorong negosiasi.

"AS mencoba membuka jalur diplomasi dengan Iran sambil memberi lampu hijau bagi Israel untuk menyerang."

"Ini strategi dua wajah," tulis Kancı.

Presiden AS Donald Trump dikabarkan tengah membuka kembali jalur pembicaraan nuklir dengan Iran.

Namun, langkah itu dinilai kontradiktif ketika Israel menyerang ladang gas dan infrastruktur militer di Teheran Jumat kemarin.

Serangan tersebut memicu kemarahan Iran.

Negara itu kemudian membatalkan putaran baru perundingan nuklir di Oman yang dijadwalkan berlangsung Minggu (15/6/2025).

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut serangan Israel sebagai “biadab dan destruktif.”

Ia menilainya sebagai bukti AS tidak dapat dipercaya.

Baca juga: Suasana Nobar Perang Iran-Israel di Yaman, Teriakan Takbir Iringi Ledakan Rudal

Sejak dekade 1980-an, Israel telah berulang kali menyerang fasilitas nuklir di Irak, Suriah, dan kini Iran.

Selalu dengan dukungan atau restu diam-diam dari Washington.

Menurut Kancı, ini mencerminkan doktrin Amerika hanya Israel yang boleh memiliki senjata nuklir di kawasan.

Ironisnya, program nuklir Iran sendiri sempat dibantu AS pada era Shah Reza Pahlavi melalui program "Atoms for Peace."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved