Jumat, 3 Oktober 2025

Kecelakaan Pesawat Air India

Tragedi Kecelakaan Pesawat Air India: Diterbangkan Pilot Berpengalaman dengan 8.200 Jam Terbang

Kecelakaan pesawat Air India diterbangkan Kapten Sumeet Subharwal yang memiliki 8.200 jam terbang, dan kopilot Clive Kundar dengan 1.100 jam terbang

Editor: Nuryanti
PTI/Ravi Choudhary/Hindustan Times
JATUH USAI TAKE OFF - Pesawat Air India jenis Boeing 787 Dreamliner nomor penerbangan AI 1717 dengan 242 penumpang tujuan Bandara Gatwick, London, jatuh saat lepas landas dari Bandara Internasional Ahmedabad, India Barat. Kecelakaan pesawat Air India diterbangkan Kapten Sumeet Subharwal yang memiliki 8.200 jam terbang, dan kopilot Clive Kundar dengan 1.100 jam terbang 

Terlebih, data dari Flightradar24 menunjukkan bahwa pesawat sempat mengudara beberapa ratus kaki sebelum jatuh.

Bahkan Kapten Sabharwal juga sempat mengirimkan sinyal darurat “mayday” sebelum komunikasi terputus.

Perlu diketahui Panggilan mayday adalah sinyal marabahaya, menandakan bahwa awak menyadari masalah setelah pesawat lepas landas.

Pakar Duga Tabrakan Burung Jadi Penyebab

Situs pelacakan penerbangan Flightradar24 mencatat pesawat itu adalah Boeing 787-8 Dreamliner, salah satu pesawat penumpang paling modern berhasil naik hingga ketinggian sekitar 625–825 kaki.

Namun, dalam hitungan detik berikutnya, data pelacakan menunjukkan adanya penurunan tajam, dengan kecepatan vertikal negatif dengan kecepatan vertikal –475 ft/m .

Segera sesudahnya Pilot memancarkan panggilan darurat “MAYDAY” ke ATC, tetapi tidak ada komunikasi lanjutan.

Pesawat kehilangan kendali dan menukik tajam sebelum menghantam pemukiman Meghani Nagar di sisi timur laut kota Ahmedabad.

Tak lama setelah itu ledakan dahsyat akibat jatuhnya pesawat memicu kebakaran hebat yang menyebar cepat ke beberapa bangunan di sekitarnya.

Mengutip laporan beberapa pakar yang dikutip media lokal India NDTV, kecelakaan ini diduga terjadi akibat kegagalan daya angkat pesawat di fase awal penerbangan, yang bisa disebabkan oleh kesalahan konfigurasi flap.

Salah satu fakta yang mencolok adalah bahwa pesawat belum sempat menarik roda pendaratan ketika mulai kehilangan kendali, mengindikasikan bahwa masalah terjadi sangat awal setelah lepas landas.

Sementara beberapa pakar lain memperkirakan penyebab kecelakaan kemungkinan karena adanya tabrakan dengan burung (bird strike).

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved