Jumat, 3 Oktober 2025

Kecelakaan Pesawat Air India

Mengapa Kecelakaan Pesawat Sering Terjadi saat Take-Off dan Landing?

Kecelakaan pesawat banyak terjadi pada fase lepas landas dan mendarat, mengapa demikian?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Pexels/Pixabay
PESAWAT LEPAS LANDAS - Ilustrasi pesawat akan lepas landas diunduh dari Pexels pada 13 Juni 2025. Kecelakaan pesawat banyak terjadi pada fase lepas landas dan mendarat, mengapa demikian? 

TRIBUNNEWS.COM – Pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India menuju London, Inggris, pada Kamis (12/6/2025).

Di dalam pesawat tersebut terdapat 242 orang, terdiri dari 230 penumpang dan 12 staf Air India (dua pilot dan 10 awak kabin).

Menurut laporan kecelakaan pesawat Boeing tahun 2024, dari 47 kecelakaan yang tercatat, sebanyak 22 terjadi saat fase pendaratan (landing), dan empat terjadi saat fase lepas landas (take-off).

Hal serupa juga terlihat dalam data Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) tahun lalu.

Dari total 1.468 kecelakaan penerbangan yang dicatat, 770 di antaranya terjadi saat mendarat, dan 124 saat lepas landas.

Mengapa kecelakaan pesawat saat lepas landas dan mendarat begitu umum?

Mengutip India Times, salah satu alasannya adalah karena pada dua fase ini pesawat berada paling dekat dengan permukaan tanah.

Artinya, pilot memiliki waktu yang sangat terbatas untuk bereaksi jika terjadi kesalahan atau gangguan.

Selain itu, saat lepas landas dan mendarat, pesawat juga berada dalam jarak yang relatif berdekatan satu sama lain di area bandara, meningkatkan potensi risiko.

BERITA POPULER INTERNASIONAL - Kolase tangkap layar YouTube Al Jazeera memperlihatkan pemberitaan kecelakaan pesawat Air India di Ahmedabad pada 12 Juni 2025. 5 berita internasional terpopuler, di antaranya kecelakaan pesawat di India yang ternyata menyisakan satu orang selamat.
AIR INDIA JATUH - Kolase tangkap layar YouTube Al Jazeera memperlihatkan pemberitaan kecelakaan pesawat Air India di Ahmedabad pada 12 Juni 2025. Kecelakaan pesawat banyak terjadi pada fase lepas landas dan mendarat, mengapa demikian? (Tangkap layar YouTube Al Jazeera English)

5 Penyebab Utama Kecelakaan Saat Lepas Landas dan Mendarat:

1. Kesalahan pilot

Human error atau kesalahan manusia masih menjadi penyebab utama kecelakaan dalam penerbangan.

Baca juga: Sosok Vishwash Kumar Ramesh, Penumpang Selamat dalam Kecelakaan Pesawat di India, Duduk di Kursi 11A

Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sekitar 65 persen kecelakaan pesawat disebabkan oleh kesalahan manusia, mayoritas dilakukan oleh pilot.

2. Kegagalan mesin

Karena mesin pesawat bekerja pada tekanan maksimum saat lepas landas, pilot hanya memiliki sedikit waktu untuk bermanuver jika terjadi masalah teknis, seperti tabrakan dengan burung atau penurunan tekanan bahan bakar.

3. Kegagalan teknis

Kerusakan pada sistem penting, seperti roda pendaratan atau sistem hidrolik, bisa menyebabkan kecelakaan.

Waktu untuk mendeteksi dan memperbaiki gangguan tersebut sering kali terlalu singkat dalam fase kritis ini.

4. Cuaca buruk

Kondisi cuaca ekstrem dapat mengganggu proses lepas landas atau pendaratan.

Misalnya, visibilitas rendah atau angin kencang dapat menyebabkan pesawat meleset dari landasan.

5. Hambatan di landasan pacu

Munculnya "penyusup" di landasan pacu — seperti kendaraan, hewan, atau manusia — dapat menyulitkan pilot untuk menghindar dan menyebabkan kecelakaan jika tidak segera diatasi.

Apakah Naik Pesawat Aman?

Mengutip Forbes, berdasarkan penelitian yang dilakukan sepanjang abad ini, perjalanan dengan pesawat secara konsisten menempati peringkat tertinggi sebagai moda transportasi paling aman, jauh lebih aman dibandingkan, misalnya, mobil.

Sebuah studi oleh The Washington Post menemukan bahwa terdapat rata-rata 7,28 kematian per miliar mil penumpang untuk perjalanan menggunakan mobil, angka tertinggi di antara semua moda transportasi umum.

Berikut adalah perbandingan tingkat kematian per miliar mil penumpang pada berbagai moda transportasi menurut studi tersebut:

Baca juga: Penumpang Selamat dari Kecelakaan Air India Mengatakan, Masalah Dimulai 30 Detik Setelah Take Off

  • Mobil: 7,28 kematian
  • Feri: 3,17 kematian
  • Kereta api: 0,43 kematian
  • Kereta bawah tanah (subway): 0,24 kematian
  • Bus: 0,11 kematian
  • Pesawat terbang: 0,07 kematian

Dengan angka kematian paling rendah, pesawat terbang terbukti sebagai moda transportasi yang paling aman berdasarkan jarak tempuh dan jumlah penumpang.

Studi-studi serupa juga menunjukkan kesimpulan yang sama: penerbangan komersial adalah salah satu cara teraman untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved