Minggu, 5 Oktober 2025

Lembaga Riset di Inggris Sebut Kajian Ilmiah Bisa Dijadikan Landasan Kebijakan Tembakau Alternatif

Direktur Penelitian di Yorkshire Cancer Research, mengatakan, profil risiko produk tembakau alternatif, seperti vape, lebih rendah dibanding merokok

John Hopkins Medicine
KAJIAN TEMBAKAU ALTERNATIF - Ilustrasi vape. Yorkshire Cancer Research, lembaga amal dan riset kanker yang berbasis di Inggris merilis kajian yang menjelaskan profil risiko produk tembakau alternatif, seperti vape, produk tembakau yang dipanaskan serta kantong nikotin, lebih rendah dibandingkan merokok. 

Lembaga Riset di Inggris Sebut Kajian Ilmiah Dapat Dijadikan Landasan Kebijakan Tembakau Alternatif
 
Malvyandie Malvyandie/Tribunnews.com
 
 
 
 
 
 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yorkshire Cancer Research, lembaga amal dan riset kanker yang berbasis di Inggris, merilis pandangannya terkait keamanan rokok elektrik (vape) dengan menekankan perannya sebagai alat bantu beralih dari kebiasaan merokok.

Di tengah tingginya angka perokok di Yorkshire, lembaga ini menjalankan berbagai inisiatif seperti penyediaan vape gratis untuk memperluas akses perokok dewasa terhadap produk yang lebih rendah risiko.

Dr. Stuart Griffiths, Direktur Penelitian di Yorkshire Cancer Research, mengatakan, profil risiko produk tembakau alternatif, seperti vape, produk tembakau yang dipanaskan serta kantong nikotin, lebih rendah dibandingkan merokok.

"Vape adalah metode efektif untuk membantu orang beralih dari kebiasaan merokok. Lebih dari 4.600 orang beralih setiap tahun dengan menggunakan vape di Yorkshire saja," ujar Dr. Stuart seperti dikutip dari situs Your Harrogate, Rabu (11/8/2025).

Namun, lembaga tersebut mengungkapkan keprihatinan atas meningkatnya persepsi negatif terhadap vape, di mana sebagian masyarakat percaya bahwa produk tembakau alternatif sama berbahayanya dengan rokok.

Menurut Dr. Stuart, hasil kajian ilmiah tidak menunjukkan temuan yang sama dengan pendapat di atas.

Yorkshire Cancer Research telah berkomitmen mendanai lebih dari 2,7 juta poundsterling untuk layanan berhenti merokok di wilayah tersebut dan telah membantu 4.400 orang berhasil beralih dari kebiasaan merokok.

Program ini didasarkan pada kajian ilmiah yang menunjukkan tingkat keberhasilan produk tembakau alternatif lebih tinggi daripada terapi pengganti nikotin untuk beralih dari merokok.

Dr. Stuart menegaskan bahwa beralih dari kebiasaan merokok adalah langkah terbaik yang dapat diambil seseorang yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau/nikotin.

“Tidak ada kata terlambat untuk beralih dari kebiasaan merokok di usia berapapun. Beralih ke produk tembakau alternatif dapat memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan meskipun produk tembakau alternatif bukan produk gaya hidup, produk tersebut merupakan alat bantu yang efektif dan harus tetap tersedia bagi perokok dewasa yang membutuhkannya.

“Sangat penting agar kesempatan untuk menyelamatkan nyawa ini tidak hilang,” jelas Dr. Stuart.

Dengan pendekatan berbasis bukti ilmiah dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, Yorkshire Cancer Research menegaskan komitmennya dalam memerangi dampak negatif merokok dan mendukung upaya transisi ke alternatif yang lebih rendah risiko.

Pandangan serupa juga datang dari Asosiasi Vaper Indonesia (AVI). Didong Wanorogo, Kepala Bidang Humas AVI, menilai dukungan lembaga seperti Yorkshire Cancer Research patut dicontoh.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved