Minggu, 5 Oktober 2025

Warga Thailand di Perbatasan Kamboja Dirikan Bunker, Siap-siap Jika Perang Pecah

Penduduk Thailand di perbatasan Thailand-Kamboja mendirikan bunker perlndungan demi mengantisipasi kemungkinan pecahnya perang kedua begara.

Penulis: Choirul Arifin
dok. The Nation
SHELTER PERLINDUNGAN - Sebuah sekolah di dekat perbatasan Kamboja di distrik Ban Kruat, Buri Ram, mengadakan latihan perlindungan bom bagi para siswa demi mengantisipasi meningkatnya ketegangan militer Thailand-Kamboja belakangan ini. 

 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Penduduk Thailand yang tinggal di perbatasan Thailand-Kamboja mendirikan bunker perlndungan demi mengantisipasi kemungkinan pecahnya perang kedua begara.

Kekhawatiran atasnya perang antara Thailand dan Kamboja meningkat di kalangan warga Thailand di perbatasan.

Seperti yang dirasakan penduduk Sa Kaeo. Mereka khawatir akan gangguan lebih lanjut terhadap kehidupan dan mata pencaharian dan berharap konflik dapat dihindari

Penduduk setempat di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja telah terdorong untuk mendirikan bunker keselamatan karena pertikaian atas klaim teritorial antara pemerintah kedua negara meningkat.

Penduduk di provinsi Sa Kaeo mengaku cemas tentang situasi tersebut kepada British Broadcasting Corporation (BBC) menyusul bentrokan pada tanggal 28 Mei yang mengakibatkan kematian seorang tentara Kamboja serta lonjakan semangat nasionalis umum di kedua belah pihak.

Mereka menunjuk pada kebuntuan yang tampak dalam upaya diplomatik dan gerakan militer yang terus berlanjut sebagai penyebab utama kekhawatiran.

Wijit Intarasorn, seorang penduduk desa berusia 65 tahun di distrik Kantharalak mengaku sangat takut jika perang Thailand-Kamboja sewaktu-waktu meletus.

"Sampai-sampai saya tidak bisa tidur selama berhari-hari," ujarnya.

Wijit tinggal 62 kilometer dari lokasi peningkatan aktivitas militer. Dia menceritakan kecemasannya tersebut sambil mendirikan bunker keselamatan bersama tetangganya Satien Chaiyapakdi, 71 tahun.

Wijit sebelumnya kehilangan satu kaki saat ia menginjak ranjau yang dipasang untuk mengamankan perbatasan.

Para tetangga mengatakan mereka memutuskan untuk menempatkan ruang aman di antara rumah-rumah mereka untuk memastikan mereka memiliki tempat bersembunyi jika konflik kekerasan meletus.

“Kami tidak tahu kapan ledakan akan terjadi dan jika terjadi pertempuran, kami akan membutuhkan tempat berlindung. Kami harus tinggal di sini sampai petugas datang dan mengevakuasi kami,” kata Tn. Satien.

Baca juga: Pemuda Ini Nekat ke Kamboja karena Terbuai Gaji Rp10 Juta Jadi Admin Judi Online

Enam bunker keselamatan resmi lainnya tersedia bagi masyarakat di sebuah kuil setempat dan digunakan oleh penduduk hingga tahun 2011.

Kedua pria itu menggarisbawahi bahwa masyarakat mereka akan berada di garis depan jika bentrokan terjadi karena itu adalah desa Thailand terakhir sebelum perbatasan. Ketegangan telah memengaruhi kehidupan mereka dengan membuat perdagangan dan pertanian di daerah tersebut semakin sulit, kata mereka.

Warga Perbatasan Thailand Takut Bercocok Tanam

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved