Konflik Iran Vs Israel
Iran Buka 'Gerbang Neraka', IRGC: Pemukim Israel Tinggalkan Yerusalem atau Mati Perlahan di Bunker
Iran membuka gerbang neraka bagi Israel, IRGC memperingatkan pemukim zionis Israel memilih meninggalkan Yerusalem atau mati perlahan di bunker.
TRIBUNNEWS.COM - Garda Revolusi Iran (IRGC) mengirim pesan kepada para pemukim Zionis Israel di wilayah Yerusalem yang diduduki agar menentukan nasib mereka sendiri di tengah perang antara Israel dan Iran.
IRGC memberi mereka pilihan untuk meninggalkan tanah yang mereka rampas itu atau bertahan di dalam bunker perlindungan bom hingga mati.
"Penduduk wilayah pendudukan di Yerusalem, pilihlah kematian yang lambat di neraka tempat perlindungan, atau selamatkan nyawa kalian dari rentetan rudal yang terus-menerus dan tinggalkan tanah yang dirampas oleh nenek moyang kalian sesegera mungkin!" kata IRGC dalam pernyataannya, Rabu (18/6/2025).
IRGC mengatakan Iran berhasil menghancurkan sistem pertahanan udara Israel, sehingga membuka jalan bagi Iran untuk meluncurkan lebih banyak serangan udara.
"Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, dengan dukungan rakyat Iran yang heroik, telah menghancurkan sistem pertahanan udara tentara Zionis dalam beberapa operasi sebelumnya, dan sekarang langit wilayah pendudukan telah membuka senjatanya untuk rudal dan pesawat tak berawak Iran!" lanjutnya.
Ia menekankan bahwa serangan rudal akan ditargetkan dan akan terus berlanjut, seperti yang menargetkan markas besar Mossad dan Aman serta pangkalan tempur IDF di seluruh wilayah pendudukan pada hari Selasa (17/6/2025).
Komandan Garda Revolusi memperingatkan bahwa IRGC akan membuka gerbang neraka untuk para pemukim di Yerusalem yang diduduki.
Ia mengatakan bahwa sirene peringatan serangan udara tidak akan berhenti karena serangan balasan Iran yang terus berlanjut.
"Gerbang neraka akan terbuka untuk kalian. Rudal-rudal bergemuruh Garda Revolusi tidak akan membiarkan kalian menghabiskan waktu sejenak di luar tempat perlindungan bawah tanah kalian. Kalian tidak melihat warna matahari selama berhari-hari," katanya.
"Yakinlah bahwa sirene merah tidak akan berhenti sedetik pun. Kalian dapat memilih kematian yang lambat dalam kehidupan yang mengerikan di tempat perlindungan, atau menyelamatkan hidup kalian dari rentetan rudal yang tak henti-hentinya dan melarikan diri dari tanah yang dirampas oleh leluhur kalian secepat mungkin, untuk bertahan hidup," jelasnya, seperti diberitakan Rai Al-Youm.
Israel memulai serangannya terhadap Iran dalam Operasi Rising Lion pada hari Jumat, 13 Juni 2025.
Baca juga: Trump: AS Belum Memutuskan Ikut Perang Israel-Iran, Minggu Depan Jadi Penentu
Serangan tersebut menargetkan kota Teheran, ibu kota Iran, dengan sejumlah rudal.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan serangan tersebut adalah upaya "membelas diri" dan untuk melenyapkan proyek nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman.
Iran membalas serangan Israel kurang dari 24 jam dengan meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke Tel Aviv hingga Haifa.
Setelah Israel memulai serangannya, sekutu Israel, Presiden AS Donald Trump bergegas mengatakan AS tidak terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.