Petronas Lakukan Efisiensi 10 Persen Karyawannya, 5 Ribu Orang Diputus Kerja
BUMN minyak dan gas milik negara Malaysia tersebut resmi mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya pada Kamis ini (5/6/2025)
TRIBUNNEWS.COM - Langkah kontroversial diambil perusahaan migas Malaysia Petroliam Nasional Bhd (Petronas) yang memutuskerja 10 persen karyawannya untuk efisiensi.
Dikutip dari Bloomberg, perusahaan minyak dan gas milik negara Malaysia tersebut resmi mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya pada Kamis ini (5/6/2025).
Melalui kebijakan tersebut, lebih dari 5.000 karyawan, atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerja Petronas akan diberhentikan.
Petronas sendiri saat ini memerkerjakan 52.000–53.000 orang di perusahaannya.
Adapun langkah ini dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran untuk mengurangi biaya operasional Petronas.
Kebijakan ini sendiri diambil karena kondisi Petronas yang tengah berada dalam tekanan finansial yang berkepanjangan.
CEO Petronas, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa pemotongan karyawan akan dilakukan secara bertahap dan rampung pada akhir 2025 ini.
Sementara promosi dan perekrutan karyawan baru akan dibekukan hingga Desember 2026.
“Margins semakin menyusut, ladang minyak semakin kecil. Sangat sulit mencapai target dividen di harga minyak saat ini,” ujarnya dalam konferensi pers di Kuala Lumpur.
Penyebab utama kebijakan ini adalah anjloknya harga minyak mentah Brent yang berada di kisaran US$65 per barel, jauh di bawah target anggaran Petronas sebesar US$75–US$80 per barel.
Baca juga: 5.000 Karyawan Hotel dan Restoran di Yogyakarta Dirumahkan Gara-gara Efisiensi Anggaran Pemerintah
Akibatnya, laba bersih perusahaan turun 32 persen pada 2024, setelah penurunan 21 persen pada 2023.
Tekanan global, termasuk ketidakpastian perdagangan dan lonjakan pasokan dari OPEC+, memperparah tantangan ini.
Dampaknya, perekonomian Malaysia juga terancam. Sebagai sumber pendapatan utama negara, Petronas menyumbang sekitar 10?ri pendapatan pemerintah pada 2024 melalui dividen dan pajak.
Kinerja perusahaan secara langsung memengaruhi anggaran infrastruktur, pendidikan, dan program sosial nasional.
Meski demikian, restrukturisasi ini disebut sebagai langkah kritis untuk memastikan kelangsungan hidup Petronas dalam satu dekade mendatang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.