Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perundingan Damai Rusia-Ukraina: Sepakat Tukar Tahanan-Jenazah, Gencatan Senjata Masih Abu-abu

tidak ada tanda-tanda bahwa kedua negara yang bertikai Rusia dan Ukraina semakin dekat untuk mencapai gencatan senjata.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform
Meriam howitzer Ukraina menyalak menembak pasukan Rusia di Donetsk 

Perundingan Damai Rusia-Ukraina: Sepakat Tukar Tahanan dan Jenazah, Gencatan Senjata Masih Pertanyaan

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia dan Ukraina telah melakukan perundingan damai untuk kedua kalinya.

Dalam negosiasi itu, kedua belah pihak menyepakati pertukaran tahanan dan jenazah.

Namun, seperti dikutip dari The Moscow Times, tidak ada tanda-tanda bahwa kedua negara yang bertikai semakin dekat untuk mencapai gencatan senjata.

Baca juga: Rusia Menggila, Lancarkan Serangan Penggiling Daging Paling Agresif Selama Perang Lawan Ukraina

Negosiasi pada Senin (2/6/2025) itu berlangsung selama lebih dari satu jam, dan secara spesifik membahas visi masing-masing negara mengenai gencatan senjata penuh dan rencana jangka panjang untuk menuju perdamaian di tengah perbedaan pendapat, ditambah lagi ada tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang memberikan peringatan kalau AS akan berhenti menjadi mediator jika negosiasi tidak menunjukkan kemajuan berarti.

Setelah negosiasi itu, Rustem Umerov yang menjabat sebagai Kepala Negosiator sekaligus Menteri Pertahanan Ukraina, mengungkapkan kepada awak media bahwa pihaknya telah memberikan daftar nama anak-anak yang menurut Ukraina ‘’dibawa secara paksa’’ ke Rusia.

Ukraina menuntut agar anak-anak ini segera dikembalikan ke tanah air mereka.

Selain itu, Umerov mengonfirmasi bahwa kedua delegasi telah menyepakati pertukaran tahanan baru, serta akan saling mengembalikan masing-masing 6.000 jenazah tentara yang tewas.

Umerov mengatakan bahwa inti dari isu-isu yang dibawa dalam negosiasi ini “hanya dapat diselesaikan di tingkat pemimpin,”

Ia juga menambahkan kalau Ukraina telah mengusulkan untuk mengadakan perundingan ketiga di bulan Juni.

“Ini sangat penting untuk membuat kemajuan dalam proses negosiasi,” ujar Umerov, seperti dikutip dari The Moscow Times pada Selasa (3/6/2025).

Kepala delegasi Rusia sekaligus ajudan Kremlin, Vladimir Medinsky, membenarkan kesepakatan pertukaran tawanan perang baru antara Rusia dan Ukraina.

Medinsky menambahkan bahwa Rusia dan Ukraina akan membentuk komisi medis yang akan menyusun daftar tahanan yang akan dibebaskan.

Komisi ini akan memprioritaskan perawatan bagi mereka yang terluka parah.

Namun, Medinsky membantah klaim Ukraina yang menuduh Rusia terlibat dalam penculikan anak-anak.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved