Konflik Rusia Vs Ukraina
Perundingan Damai Rusia-Ukraina: Sepakat Tukar Tahanan-Jenazah, Gencatan Senjata Masih Abu-abu
tidak ada tanda-tanda bahwa kedua negara yang bertikai Rusia dan Ukraina semakin dekat untuk mencapai gencatan senjata.
Perundingan Damai Rusia-Ukraina: Sepakat Tukar Tahanan dan Jenazah, Gencatan Senjata Masih Pertanyaan
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia dan Ukraina telah melakukan perundingan damai untuk kedua kalinya.
Dalam negosiasi itu, kedua belah pihak menyepakati pertukaran tahanan dan jenazah.
Namun, seperti dikutip dari The Moscow Times, tidak ada tanda-tanda bahwa kedua negara yang bertikai semakin dekat untuk mencapai gencatan senjata.
Baca juga: Rusia Menggila, Lancarkan Serangan Penggiling Daging Paling Agresif Selama Perang Lawan Ukraina
Negosiasi pada Senin (2/6/2025) itu berlangsung selama lebih dari satu jam, dan secara spesifik membahas visi masing-masing negara mengenai gencatan senjata penuh dan rencana jangka panjang untuk menuju perdamaian di tengah perbedaan pendapat, ditambah lagi ada tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang memberikan peringatan kalau AS akan berhenti menjadi mediator jika negosiasi tidak menunjukkan kemajuan berarti.
Setelah negosiasi itu, Rustem Umerov yang menjabat sebagai Kepala Negosiator sekaligus Menteri Pertahanan Ukraina, mengungkapkan kepada awak media bahwa pihaknya telah memberikan daftar nama anak-anak yang menurut Ukraina ‘’dibawa secara paksa’’ ke Rusia.
Ukraina menuntut agar anak-anak ini segera dikembalikan ke tanah air mereka.
Selain itu, Umerov mengonfirmasi bahwa kedua delegasi telah menyepakati pertukaran tahanan baru, serta akan saling mengembalikan masing-masing 6.000 jenazah tentara yang tewas.
Umerov mengatakan bahwa inti dari isu-isu yang dibawa dalam negosiasi ini “hanya dapat diselesaikan di tingkat pemimpin,”
Ia juga menambahkan kalau Ukraina telah mengusulkan untuk mengadakan perundingan ketiga di bulan Juni.
“Ini sangat penting untuk membuat kemajuan dalam proses negosiasi,” ujar Umerov, seperti dikutip dari The Moscow Times pada Selasa (3/6/2025).
Kepala delegasi Rusia sekaligus ajudan Kremlin, Vladimir Medinsky, membenarkan kesepakatan pertukaran tawanan perang baru antara Rusia dan Ukraina.
Medinsky menambahkan bahwa Rusia dan Ukraina akan membentuk komisi medis yang akan menyusun daftar tahanan yang akan dibebaskan.
Komisi ini akan memprioritaskan perawatan bagi mereka yang terluka parah.
Namun, Medinsky membantah klaim Ukraina yang menuduh Rusia terlibat dalam penculikan anak-anak.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Pamer Kekuatan: Rusia–Belarus Gelar Latihan Perang, Kerahkan Rudal Nuklir, Jet Bomber, hingga Tank |
---|
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.