Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Luncurkan Operasi Jaring Laba-laba, 117 Drone Serbu Rusia dan Hancurkan 40 Jet Nuklir Moskow

Ukraina luncurkan 117 drone serang Moskow dalam Operasi Jaring Laba-laba, hancurkan 40 jet nuklir Rusia di empat pangkalan udara utama.

SBU
PERANG RUSIA-UKRAINA. Gambar disediakan oleh SBU, menunjukkan awan hitam pekat yang ditimbulkan oleh Ukraina usai membombardir 5 pangkalan udara Rusia. Lebih dari 40 pesawat terkena serangan, termasuk pesawat pengebom nuklir. Serangan ini berlangsung pada malam 31 Mei hingga dini hari 1 Juni 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina meluncurkan serangan drone jarak jauh paling dahsyat sejak perang dimulai.

Agresi Kyiv menargetkan jantung kekuatan udara Rusia.

Operasi tersebut dijuluki "Jaring Laba-laba".

Sebanyak 117 drone Ukraina diluncurkan secara bersamaan ke berbagai wilayah Rusia pada Sabtu (31/5/2025) malam hingga Minggu (1/6/2025) dini hari.

Operasi ini menjadi bagian dari respons langsung atas serangan rudal dan drone Rusia ke wilayah Ukraina selama beberapa pekan terakhir.

Hal ini dikonfirmasi oleh beberapa pejabat Ukraina kepada The Kyiv Post dan Politico.

Drone-drone tersebut menyasar empat pangkalan udara strategis Rusia: Engels, Akhtubinsk, Mozdok, dan Yeysk.

Keempat pangkalan itu dikenal sebagai tempat penyimpanan dan pengoperasian pesawat tempur strategis Rusia yang mampu membawa senjata nuklir.

Sumber Ukraina menyebut, setidaknya 40 jet tempur Rusia mengalami kerusakan parah atau hancur dalam serangan tersebut.

Jet-jet yang dilaporkan rusak termasuk Tu-95MS, Tu-22M3, dan Su-34, yang selama ini digunakan dalam serangan udara ke Ukraina.

Beberapa drone bahkan berhasil menembus pertahanan dan meledakkan hanggar serta fasilitas bahan bakar.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.195: 12 Tentaranya Tewas Diserang Rusia, Komandan Ukraina Mundur

Operasi ini diyakini sebagai yang paling ambisius dan terkoordinasi sejauh ini oleh Ukraina dalam menyerang wilayah jauh di dalam Rusia.

Drone Ukraina menempuh total lebih dari 4.300 kilometer, menembus sistem pertahanan udara berlapis Rusia dan menghindari radar.

Menurut laporan Politico, Ukraina mungkin menggunakan bantuan satelit dan intelijen NATO untuk menandai posisi target.

Kementerian Pertahanan Rusia mengakui adanya serangan besar-besaran tersebut, namun mengklaim telah menjatuhkan sebagian besar drone.

Meski begitu, citra satelit yang dikumpulkan oleh sumber independen memperlihatkan kerusakan signifikan di pangkalan Engels dan Akhtubinsk.

Video yang diunggah warga lokal menunjukkan kebakaran hebat, suara ledakan besar, dan langit malam yang memerah akibat kobaran api.

Seorang pejabat tinggi Ukraina yang dikutip The Kyiv Post menyebut, “Kami mengirim pesan bahwa siapa pun yang menyerang kami tidak akan pernah merasa aman di wilayahnya sendiri.”

Menurut analis militer, keberhasilan Ukraina dalam operasi ini menunjukkan kemajuan teknologi drone domestik, yang kini dapat menjangkau target sangat jauh.

Beberapa laporan menyebut bahwa Ukraina menggunakan drone buatan lokal UJ-22 dan versi modifikasi dari drone kamikaze berbahan bakar bensin.

Selain kerugian material, serangan ini disebut berdampak pada moral angkatan udara Rusia, yang kini harus menghadapi kenyataan bahwa markas-markas mereka tidak lagi berada di zona aman.

Engels, misalnya, adalah markas utama pesawat strategis Rusia yang telah beberapa kali digunakan untuk meluncurkan rudal ke Ukraina.

Kerusakan di sana dapat menghambat operasi udara Rusia secara signifikan, termasuk peluncuran rudal hipersonik Kh-101.

Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Ukraina boleh menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia—pernyataan yang turut memicu ketegangan.

Walau belum dipastikan apakah drone-drone ini menggunakan komponen Barat, Rusia menuduh NATO turut berperan dalam operasi intelijen.

Baca juga: Rusia Rugi Rp114 Triliun, 41 Pesawat Militer Dibabat Ukraina, Diklaim Jadi Serangan Paling Merusak

Sementara itu, analis pertahanan dari The Telegraph menyebut bahwa Rusia kini harus mempertimbangkan ulang strategi penempatan pesawat tempurnya.

Pangkalan-pangkalan udara strategis tidak lagi menjadi tempat aman yang jauh dari jangkauan Ukraina.

Jika angka kerusakan 40 jet tempur itu dikonfirmasi, maka ini bisa menjadi kerugian udara terbesar Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Serangan ini juga memperkuat narasi bahwa Ukraina tidak lagi hanya bertahan, melainkan mulai membalikkan peta pertempuran ke wilayah Rusia.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved