Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Kabut Penyangkalan India Atas Hilangnya Jet Rafale Makin Pekat, Auditor Prancis Tak Diberi Akses

Setelah serangkaian laporan kerugian udara yang sangat memalukan dalam konflik dengan Pakistan, penolakan India untuk mengizinkan auditor Prancis

Editor: Muhammad Barir
Tangkapan layar X/@kashmiricanibal
FOTO VIRAL- Pakistan Mengklaim Telah Menjatuhkan Jet Tempur Rafale Milik India, Ini salah satu Foto yang Viral. CNN melaporkan bahwa seorang pejabat tinggi intelijen Prancis mengonfirmasi Pakistan menembak jatuh satu jet tempur Rafale milik India. Hal ini menandai apa yang akan menjadi kekalahan tempur pertama pesawat buatan Prancis tersebut. Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam menyusul serangan mematikan pada 22 April 2025 di Pahalgam, yang terletak di wilayah Kashmir yang dikelola India. Serangan ini mengakibatkan tewasnya 26 warga sipil. 


Pertanyaan kini diajukan pada tingkat tertinggi tentang apakah pembelian di masa depan harus difokuskan pada peningkatan kemampuan kedaulatan—melalui pengembangan lokal dan transfer teknologi—ketimbang menyerahkan superioritas udara kepada vendor Barat yang enggan melepaskan kendali atas sistem inti.

Di luar India, implikasi perang bersifat global.

Bagi Pakistan, efektivitas tempur jet tempur J-10C yang dipersenjatai dengan PL-15 merupakan perubahan besar dalam pencegahan regional, yang memvalidasi jalur pengadaan yang berakar pada kerja sama strategis dengan Beijing.

Bagi Tiongkok, keberhasilan PL-15 merupakan dukungan tegas terhadap model ekspor persenjataannya—hemat biaya, terpadu, dan semakin mematikan.

Dan bagi raksasa kedirgantaraan Barat seperti Dassault, dampaknya sangat merusak.

Rafale, yang pernah disebut sebagai platform multiperan elit yang mampu mendominasi ancaman generasi keempat dan kelima, kini dipertanyakan—tidak hanya oleh musuh-musuhnya, tetapi juga oleh para pelanggannya sendiri.

Pada akhirnya, apakah kegagalan India berasal dari kesenjangan pelatihan, pemeliharaan yang buruk, atau keterbatasan pada Rafale itu sendiri, hasil strategisnya tidak dapat disangkal.

India gagal mengamankan dominasi udara dalam perang yang diyakini secara teknologi siap dimenangkan.

Kini, New Delhi terpaksa menghadapi pertanyaan yang tidak mengenakkan: apakah ia kalah bersaing dengan sistem buatan China di Pakistan—atau kalah pintar karena terlalu percaya diri dan bergantung pada teknologi asing?

Apapun caranya, doktrin kekuatan udara India harus diubah lagi secara drastis—dan cepat.

 

SUMBER: DEFENCE SECURITY ASIA

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved