Senin, 6 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Gara-gara Air, Jenderal Pakistan Mengamuk, Ancam Rudal Bendungan India di Sungai Indus

Jenderal Pakistan menyatakan kalau langkah India menangguhkan Perjanjian Air Indus berpotensi menyebabkan kelaparan bagi 250 juta orang Pakistan. 

Tangkap Layar/HT
SETOP AIR - India mulai melakukan operasi penyedotan lumpur di bendungan Baglihar dan menurunkan pintu air, sehingga mengurangi aliran air ke hilir ke Pakistan hingga 90 persen. India tak mau negara tetangganya itu mendapat setetes pun air dari sungai tersebut sejak memutuskan menangguhkan perjanjian Indus. 

Gara-gara Air, Jenderal Pakistan Mengamuk, Ancam Hancurkan Bendungan India di Sungai Indus

TRIBUNNEWS.COM - Panglima Angkatan Darat Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, pada Minggu (10/8/2025) mengecam India atas keputusan New Delhi untuk menunda Perjanjian Air Indus.

Munir menyatakan kalau langkah New Delhi menangguhkan perjanjian tersebut berpotensi menyebabkan kelaparan bagi 250 juta orang. 

Baca juga: India Setop Aliran Air ke Pakistan dari Bendungan Baglihar: Tak Mau Tetangga Dapat Setetes Pun Air

Ia juga mengancam akan menyerang bendungan-bendungan India di masa mendatang di Sungai Indus.

Munir, yang sedang berkunjung ke Amerika Serikat (AS), juga memperingatkan kalau Pakistan tidak kekurangan rudal dan akan menghancurkan bendungan-bendungan apa pun yang diputuskan India untuk dibangun di sungai tersebut.

Ia bahkan melontarkan ancaman nuklir terhadap India dan dunia, dengan mengatakan, "Jika kami berpikir kami akan hancur, kami akan membawa separuh dunia bersama kami."

SETOP AIR - India mulai melakukan operasi penyedotan lumpur di bendungan Baglihar dan menurunkan pintu air, sehingga mengurangi aliran air ke hilir ke Pakistan hingga 90 persen. India tak mau negara tetangganya itu mendapat setetes pun air dari sungai tersebut sejak memutuskan menangguhkan perjanjian Indus.
SETOP AIR - India mulai melakukan operasi penyedotan lumpur di bendungan Baglihar dan menurunkan pintu air, sehingga mengurangi aliran air ke hilir ke Pakistan hingga 90 persen. India tak mau negara tetangganya itu mendapat setetes pun air dari sungai tersebut sejak memutuskan menangguhkan perjanjian Indus. (Tangkap Layar/HT)

Apa Itu Perjanjian Air Indus

Berbicara dalam jamuan makan malam privat berdasi hitam di Tampa yang diselenggarakan oleh pengusaha Adnan Asad, yang menjabat sebagai konsul kehormatan Pakistan di Tampa, Munir mengatakan Pakistan adalah negara berkekuatan nuklir dan akan menggunakan persenjataannya jika diperlukan.

Munir mengatakan penangguhan Perjanjian Perairan Indus oleh India dapat membahayakan ratusan juta orang yang kelaparan.

Perjanjian Air Indus adalah kesepakatan penting antara India dan Pakistan yang ditandatangani pada 19 September 1960, dengan mediasi dari Bank Dunia.

Tujuan utama perjanjian ini adalah untuk mengatur pembagian air dari sistem Sungai Indus yang mengalir melintasi kedua negara, guna mencegah konflik dan mendukung pembangunan ekonomi.

Sistem sungai ini sangat vital karena menopang kehidupan jutaan orang di wilayah yang bergantung pada pertanian dan pasokan air bersih.

Dalam perjanjian tersebut, enam sungai utama dibagi menjadi dua kelompok.

Tiga sungai timur—Beas, Ravi, dan Sutlej—dialokasikan sepenuhnya untuk India.

Sementara tiga sungai barat—Indus, Jhelum, dan Chenab—diberikan kepada Pakistan, dengan ketentuan bahwa India tetap dapat memanfaatkan airnya untuk keperluan non-konsumtif seperti pembangkit listrik tenaga air, navigasi, dan irigasi terbatas.

Perjanjian ini juga membentuk Komisi Tetap Indus, yang terdiri dari wakil dari kedua negara, untuk mengawasi pelaksanaan dan menyelesaikan perselisihan teknis.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved