Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Usulan Gencatan Senjata AS Diterima Israel, Hamas Diminta Bebaskan Sandera, Bantuan Segera Masuk

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyetujui usulan gencatan senjata dari Amerika Serikat (AS), di mana Hamas dituntut bebaskan sandera.

Yedioth Ahronoth/IDF
PASUKAN ISRAEL - Foto yang diambil dari Yedioth Ahronoth tanggal 1 April 2025 memperlihatkan pasukan Israel di Jalur Gaza. Israel resmi menerima usulan gencatan senjata di Gaza dari Amerika Serikat (AS) selama 60 hari dan meminta Hamas membebaskan 26 sandera dalam keadaan hidup dan mati. 

TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih mengatakan Israel telah menerima usulan gencatan senjata di Gaza dari Amerika Serikat (AS), Kamis (29/5/2025).

Dari draf yang diterima Reuters pada Jumat (30/5/2025), AS mengusulkan untuk gencatan senjata selama 60 hari di Gaza.

Selain itu, selama gencatan senjata 60 hari tersebut, Hamas diminta untuk membebaskan 26 sandera dalam keadaan hidup dan mati pada minggu pertama.

Sebagai imbalan, Israel diminta membebaskan 1.236 tahanan dan jenazah 180 warga Palestina yang tewas.

Pengiriman bantuan besar-besaran juga akan segera dilakukan setelah Hamas menandatangani perjanjian gencatan senjata itu.

Nantinya, bantuan akan disalurkan oleh PBB, Bulan Sabit Merah, dan saluran lain yang disepakati.

Ketika dimintai tanggapan soal draf gencatan senjata tersebut, Hamas mengatakan mereka sedang meninjau rencana itu dan akan segera menanggapi pada hari Jumat atau Sabtu.

Rencana AS tersebut mengatur agar Hamas membebaskan 30 dari 58 sandera Israel yang tersisa setelah gencatan senjata permanen diberlakukan.

Israel juga akan menghentikan semua operasi militer di Gaza segera setelah gencatan senjata berlaku.

Israel Terus Ditekan

Israel saat ini mendapatkan tekanan dan kecaman yang terus meluas dari dunia terkait pendistribusian bantuan kemanusiaan yang masuk di Gaza.

Baca juga: Israel Rudal Pesawat Jemaah Haji Yaman, Pesawat Sipil Airbus A320 Yemeni Airlines Hancur di Bandara

Tekanan itu muncul setelah pendistribusian bantuan di Gaza berubah menjadi kekacauan selama hari-hari pertama mekanisme baru Israel yang dianggap dunia kontroversial.

Menurut kementerian kesehatan Palestina, 11 orang tewas dan puluhan lainnya terluka saat kerumunan orang tiba di lokasi distribusi di Gaza selatan sejak dibuka awal minggu ini.

Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang mengelola lokasi baru tersebut, mengatakan pada hari Kamis bahwa tidak ada seorang pun yang terbunuh atau terluka selama pendistribusian bantuan.

Dikutip dari CNN, puluhan ribu warga Palestina, yang terdesak ke ambang kelaparan setelah blokade Israel selama 11 minggu, menyerbu kedua lokasi milik GHF, serta gudang yang dikelola oleh Program Pangan Dunia (WFP) PBB selama tiga hari terakhir.

Mereka secara berdesak-desakan berebut mengambil kantong-kantong makanan dan tepung.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved