Jalur Kereta Api Iran-China Resmi Beroperasi, Teheran Bongkar Blokade Ekonomi Amerika Serikat
Rute kereta api baru ini memperpendek waktu pengiriman ekspor minyak Iran dan membantu China menghindari titik tersendat di Selat Malaka.
Perkembangan ini juga akan berdampak pada negara-negara Asia Selatan lainnya seperti India, yang telah memiliki perjanjian dengan Iran untuk berinvestasi di Pelabuhan Chabahar dan membangun jalur kereta api yang menghubungkan kota pelabuhan Chabahar di tenggara dengan kota Zahedan di timur.
Jalur kereta api tersebut dirancang untuk menghubungkan India dengan Afghanistan yang terkurung daratan dan Asia Tengah.
Namun, kedekatan India dengan AS telah membuat proyek tersebut terbengkalai.
Rute Kereta Api China-Iran Terwujud Meskipun Ada ‘Tekanan Maksimum’
Peresmian rute kereta api ini terjadi pada saat AS mengincar hubungan Iran-China dengan menjatuhkan sanksi pada entitas dan individu yang berbasis di China dan Iran yang mendukung program rudal balistik Iran.
AS secara sistematis menargetkan perdagangan Iran-China.
Pada tanggal 20 Maret silam, AS menjatuhkan sanksi pada Terminal Penyimpanan Petrokimia Teluk Daya Huaying Huizhou, sebuah terminal minyak di China, karena membeli dan menyimpan minyak mentah Iran dari kapal yang dikenai sanksi.
Hal ini diikuti oleh sanksi pada tanggal 1 April terhadap enam entitas dan dua individu yang berbasis di Iran, UEA, dan China, yang terlibat dalam pengadaan komponen utama atas nama entitas yang terkait dengan program UAV dan rudal balistik Iran.
Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan: “Iran tetap sangat bergantung pada Tiongkok untuk melakukan aktivitas jahatnya di Timur Tengah. Ini adalah contoh lain bagaimana China dan perusahaan-perusahaan yang berbasis di Tiongkok memberikan dukungan ekonomi dan teknis utama kepada Iran dan proksi-proksinya, yang mendorong ketidakstabilan regional dan mengancam mitra dan sekutu AS.”
AS menyebut kampanye melawan Iran sebagai salah satu “tekanan maksimum”. Washington berfokus untuk menggagalkan kemajuan yang dibuat oleh Teheran dalam program rudal balistik dan program pesawat nirawaknya.
“Amerika Serikat akan menggunakan semua cara yang tersedia, termasuk sanksi terhadap entitas yang berbasis di negara ketiga, untuk mengungkap dan mengganggu skema Iran dalam pengadaan peralatan dan barang-barang yang mendukung program rudal balistiknya, yang mengganggu stabilitas Timur Tengah dan sekitarnya,” kata pernyataan Departemen Luar Negeri.
Iran skeptis tentang mencapai kesepakatan dengan AS, dan AS tidak mungkin mencabut sanksinya setelah meluncurkannya.
Namun kini, dengan mengandalkan rute darat yang tidak mudah dicegat oleh angkatan laut dan tekanan maritim, Iran dapat lebih baik menavigasi pembatasan yang diberlakukan oleh sanksi AS. Hal ini meningkatkan kedaulatan ekonominya dan mendiversifikasi saluran ekspornya.
Perdagangan Iran dengan Tiongkok akan mengalami peningkatan yang signifikan. Minyaknya akan memiliki pembeli utama yang siap, sedangkan Iran akan memiliki akses ke produk-produk kelas atas yang selama ini tidak dapat dijangkaunya karena sanksi Barat.
Tiongkok, di sisi lain, telah membantu Iran keluar dari isolasi ekonomi yang diberlakukan AS sambil mendapatkan akses ke Timur Tengah dan Eropa.
Iran yang terhubung secara ekonomi akan kurang rentan terhadap tekanan diplomatik untuk mengekang pengembangan nuklirnya. Hal ini akan meningkatkan tantangan bagi Israel, salah satu sekutu terdekat Amerika.
Bunuh Charlie Kirk, Tyler Robinson Dituntut Hukuman Mati oleh JPU Utah County |
![]() |
---|
Jadwal Badminton Hari Ini: Ada China Masters 2025, Dejan/Bernadine di Indonesia Masters 2025 |
![]() |
---|
Jadwal 32 Besar Badminton China Masters 2025: Langkah Berat Alwi Farhan dan Ana/Meilysa |
![]() |
---|
Rekap Hasil China Masters 2025: 3 Kejutan Pahit, Indonesia Ikut Rasakan Getirnya |
![]() |
---|
Fenomena Langit di Tiongkok, Warga Meyakini Ada 'Benda Misterius' hingga Muncul Suara Ledakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.