Angkatan Udara Amerika Serikat Tarik Jet F-15E dari Inggris, Beralih ke Tenaga Jet Siluman F-35
Angkatan Udara AS telah mengumumkan rencana untuk menarik dua skuadron F-15E Strike Eagles dari RAF Lakenheath di Inggris, yang menandai perubahan
Angkatan Udara AS Tarik Jet F-15E dari Inggris, Beralih ke Tenaga Jet Siluman F-35
TRIBUNNEWS.COM- Angkatan Udara AS telah mengumumkan rencana untuk menarik dua skuadron F-15E Strike Eagles dari RAF Lakenheath di Inggris, yang menandai perubahan signifikan dalam postur militer Eropa.
Keputusan ini, yang dikonfirmasi oleh Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal David Allvin selama sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat pada tanggal 20 Mei 2025, akan memastikan pesawat tersebut, yang telah menjadi landasan kekuatan udara AS di Eropa, kembali ke Amerika Serikat.
Langkah ini dilakukan saat RAF Lakenheath beralih menjadi tuan rumah bagi dua skuadron F-35A Lightning II yang beroperasi penuh pada akhir tahun 2025, sehingga muncul pertanyaan tentang implikasi strategis, finansial, dan geopolitik dari penempatan ulang ini.
F-15E, yang dioperasikan oleh Skuadron Tempur ke-492 dan ke-494 dari Wing Tempur ke-48, adalah satu-satunya contoh pesawat serba guna dan multiperan yang dikerahkan secara permanen di garis depan, yang dikenal karena kontribusinya yang krusial terhadap berbagai misi mulai dari serangan presisi hingga superioritas udara.
Saat Angkatan Udara berupaya memodernisasi armadanya dan mengalokasikan kembali sumber daya, keputusan ini dapat membentuk kembali kemampuan udara NATO di Eropa dan menandakan perubahan yang lebih luas dalam prioritas pertahanan AS.
F-15E Strike Eagle, pesawat tempur multiperan bermesin ganda dan dua tempat duduk, telah menjadi andalan operasi udara AS sejak diperkenalkan pada akhir 1980-an. Dirancang oleh McDonnell Douglas [sekarang bagian dari Boeing], pesawat ini dibuat untuk misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat, menawarkan kombinasi unik antara kecepatan, jangkauan, dan kapasitas muatan.
Didukung oleh dua mesin turbofan Pratt & Whitney F100-PW-229, yang masing-masing menghasilkan daya dorong hingga 29.000 pon, F-15E dapat mencapai kecepatan melebihi Mach 2,5 dan beroperasi pada ketinggian hingga 60.000 kaki. Radius tempurnya sekitar 790 mil memungkinkannya untuk melakukan misi jarak jauh tanpa pengisian bahan bakar yang sering, sehingga ideal untuk operasi tanggap cepat di seluruh Eropa dan sekitarnya.
Tangki bahan bakar konformal pesawat, yang menempel di badan pesawat untuk mengurangi hambatan, memperluas jangkauannya sekaligus menghemat ruang untuk persenjataan. Dengan berat lepas landas maksimum 81.000 pon, F-15E dapat membawa hingga 23.000 pon persenjataan, termasuk amunisi berpemandu presisi seperti GBU-31 Joint Direct Attack Munition [JDAM], Bom Diameter Kecil [SDB], dan rudal udara-ke-udara AIM-9X Sidewinder.
Rangkaian avionik canggih F-15E menjadikannya sebagai platform yang tangguh. Radar Raytheon AN/APG-82 Active Electronically Scanned Array [AESA] menyediakan deteksi dan pelacakan target yang unggul, yang memungkinkan pesawat untuk menyerang beberapa target secara bersamaan di lingkungan yang diperebutkan.
Pada bulan Januari 2025, RAF Lakenheath menerima F-15E pertama yang dilengkapi dengan Eagle Passive/Active Warning and Survivability System [EPAWSS], perangkat perang elektronik senilai $3,4 miliar yang dikembangkan oleh BAE Systems. “Sistem ini sangat penting bagi struktur pasukan tempur abad ke-21 kita,” kata Brigjen Jason Voorheis, pejabat eksekutif program untuk Direktorat Pesawat Tempur dan Pesawat Canggih di Pusat Manajemen Siklus Hidup Angkatan Udara.
"EPAWSS secara signifikan meningkatkan kemampuan bertahan dan daya mematikan F-15E Strike Eagle dan F-15EX Eagle II, dan fakta bahwa modifikasi pertama yang diberikan kepada para pejuang garis depan kami di RAF Lakenheath bahkan lebih penting lagi," katanya kepada Air Force News Service pada 17 Januari 2025. EPAWSS meningkatkan kemampuan pesawat untuk mendeteksi, mengganggu, dan melawan sistem radar dan rudal musuh, menjadikannya aset penting dalam skenario ancaman tinggi.
Integrasi sistem pemindaian frekuensi radio dan penanggulangan elektronik memungkinkan F-15E untuk menembus jaringan pertahanan udara canggih, sebuah kemampuan yang telah terbukti sangat berharga dalam operasi sebelumnya.
RAF Lakenheath, yang berlokasi di Suffolk, Inggris, telah menjadi pusat utama F-15E di Eropa sejak pesawat tersebut tiba di pangkalan tersebut pada bulan Februari 1992. Wing Tempur ke-48, yang dikenal sebagai “Liberty Wing,” telah memanfaatkan fleksibilitas Strike Eagle untuk mendukung berbagai misi.
Pada tahun 2015 dan 2016, F-15E yang berbasis di Lakenheath melakukan serangan presisi terhadap target-target ISIS di Libya, mengirimkan JDAM dan bom berpemandu laser untuk mengganggu operasi teroris.
Amerika Serikat Blokir Upaya Akuisisi Perusahaan Teknologi oleh Investor Tiongkok |
![]() |
---|
Protes Imigrasi di Chicago Dibubarkan Pakai Gas Air Mata, Ratusan Pendemo Ditangkap |
![]() |
---|
Donald Trump dan Xi Jinping Berbicara via Telepon, TikTok dan Perdagangan Jadi Topik Utama |
![]() |
---|
Presiden Prabowo akan Singgah di Osaka Jepang Sebelum ke Amerika Serikat |
![]() |
---|
Prabowo Pertama Kali ke Sidang Umum PBB, Indonesia Punya Suara di Forum Dunia? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.