Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

57 Anak di Gaza Meninggal karena Kelaparan Akibat Israel Blokade Bantuan 

Blokade yang dilakukan Israel menyebabkan 2,1 juta jiwa penduduk Gaza menghadapi kekurangan pangan yang berkepanjangan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
X/UNRWA
Potret anak-anak kelaparan di Gaza 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendesak blokade bantuan untuk Gaza yang dilakukan Israel segera dihentikan. 

Blokade yang dilakukan Israel menyebabkan 2,1 juta jiwa penduduk Gaza menghadapi kekurangan pangan yang berkepanjangan.

Selain itu, hampir setengah juta orang berada dalam situasi bencana kelaparan, kekurangan gizi akut, kelaparan, penyakit, dan kematian. 

Baca juga: Setelah Serangan di Wilayah Palestina Berakhir, Netanyahu Klaim Israel Akan Kuasai Seluruh Gaza

Ini adalah salah satu krisis kelaparan terburuk di dunia, yang terjadi secara langsung.

Dilansir dari WHO, Analisis keamanan pangan terkini dirilis hari ini oleh kemitraan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), di mana WHO menjadi salah satu anggotanya.

"Kita tidak perlu menunggu deklarasi bencana kelaparan di Gaza untuk mengetahui bahwa orang-orang sudah kelaparan, sakit, dan sekarat, sementara makanan dan obat-obatan hanya beberapa menit dari perbatasan," kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip, Kamis (22/5/2025). 

"Laporan hari ini menunjukkan bahwa tanpa akses langsung ke makanan dan pasokan penting, situasi akan terus memburuk, menyebabkan lebih banyak kematian dan bencana kelaparan," lanjutnya. 

Tiga perempat penduduk Gaza berada dalam kondisi kekurangan pangan "Darurat" atau "Bencana", dua tingkat terburuk dari skala lima tingkat kerawanan pangan dan kekurangan gizi IPC .

Kementerian Kesehatan setempat melaporkan, sejak blokade bantuan dimulai pada 2 Maret 2025, sebanyak 57 anak dilaporkan meninggal akibat dampak kekurangan gizi.

Diduga, masih ada korban yang tidak tercatat. Dan angka ini diprediksi akan terus bertambah. 

Jika situasi ini terus berlanjut, hampir 71.000 anak di bawah usia lima tahun diperkirakan akan mengalami kekurangan gizi akut selama sebelas bulan ke depan, menurut laporan IPC.

Ibu hamil dan menyusui juga berisiko tinggi mengalami kekurangan gizi. Ibu yang kekurangan gizi berjuang untuk menghasilkan cukup susu bergizi.

Membahayakan bayi mereka, sementara pemberian layanan konseling bagi ibu sangat terganggu. 

Bagi bayi di bawah enam bulan, ASI adalah perlindungan terbaik mereka terhadap rasa lapar dan penyakit, terutama di tempat-tempat yang air bersihnya langka, seperti di Gaza.

Dampak dan kerusakan jangka panjang akibat kekurangan gizi dapat berlangsung seumur hidup dalam bentuk pertumbuhan terhambat, gangguan perkembangan kognitif, dan kesehatan yang buruk. 

Tanpa cukup makanan bergizi, air bersih, dan akses ke perawatan kesehatan, seluruh generasi akan terpengaruh secara permanen.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved