Menteri Pertanian Jepang Mundur Gegara Omongan 'Tak Perlu Beli Beras'

Koizumi sepakat bahwa langkah-langkah yang telah diambil sejauh ini terbukti tidak efektif dan berjanji akan mempercepat upaya begitu ia resmi menjabat pada Rabu sore.

Permintaan beras Jepang memang menurun dalam beberapa dekade terakhir karena pola makan masyarakat telah beragam, tetapi beras tetap menjadi makanan pokok dan bagian integral dari budaya dan sejarah Jepang.

"Beras adalah makanan pokok bagi orang Jepang. Ketika harganya naik setiap minggu, pengunduran diri (Eto) wajar saja," ujar seorang warga Tokyo, Shizuko Oshima (73 tahun).

Kekurangan beras bermula pada Agustus tahun lalu.

Penyebabnya adalah pembelian panik oleh masyarakat yang dipicu karena peringatan pemerintah tentang kesiapan menghadapi gempa bumi besar.

Setelah panen di musim gugur, tekanan untuk pasokan beras mereda.

Namun, kekurangan dan kenaikan harga beras kembali terjadi di awal tahun ini. 

Pemerintah mengatakan kekurangan pasokan beras terjadi karena panen yang buruk akibat cuaca panas pada tahun 2023, serta adanya kenaikan biaya pupuk dan produksi lainnya. 

Namun, beberapa ahli memiliki pandangan yang berbeda.

Mereka berpendapat bahwa akar masalahnya adalah kebijakan produksi beras jangka panjang pemerintah.

Pemerintah Jepang membantah adanya kekurangan beras sekarang, mengatakan masih menjadi misteri mengapa beras tidak sampai ke konsumen.

Para ahli juga mencurigai adanya masalah distribusi yang kompleks sejak berakhirnya kontrol pemerintah pada tahun 1995, membuat pelacakan beras sulit dilakukan.

(Grace Sanny Vania/Tribunnews/*)