AS Peringatkan Penggunaan Chip AI Buatan China, China Berjanji akan Balas dengan Tegas
Tiongkok mengecam peringatan baru AS terkait penggunaan chip AI, menyebutnya sebagai "perundungan" dan berjanji akan melakukan pembalasan tegas
Editor:
Muhammad Barir
AS Peringatkan Penggunaan Chip AI Buatan China, China Berjanji akan Balas dengan Tegas
TRIBUNNEWS.COM- Tiongkok mengecam peringatan baru AS terkait penggunaan chip AI, menyebutnya sebagai "perundungan" dan berjanji akan melakukan pembalasan tegas untuk melindungi industri semikonduktor dan kepentingannya.
Beijing mengutuk keras pedoman baru AS yang memperingatkan penggunaan chip AI buatan China, menyebut tindakan itu sebagai "intimidasi sepihak" dan ancaman terhadap rantai pasokan global.
Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan pada hari Rabu oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok, muncul sebagai tanggapan terhadap pembatasan ketat Washington yang menargetkan semikonduktor berteknologi tinggi, khususnya chip Ascend Huawei , yang digunakan dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Kementerian tersebut menuduh Amerika Serikat "menyalahgunakan kontrol ekspor untuk menekan dan membendung China" dan memperingatkan bahwa setiap entitas yang membantu penegakan tindakan ini dapat menghadapi konsekuensi hukum berdasarkan hukum China.
Kementerian tersebut berjanji akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi apa yang disebutnya sebagai "hak dan kepentingan sah" negara tersebut.
Pada bulan Maret, pemerintahan Trump menambahkan 80 perusahaan dan organisasi ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli teknologi AS dan ekspor lainnya karena "masalah keamanan nasional."
Washington berpendapat bahwa chip AI canggih yang diekspor ke China dapat meningkatkan kemampuan militer atau melemahkan dominasi teknologi AS.
Sementara kebijakan tersebut bertujuan untuk membatasi teknologi sensitif agar tidak sampai ke musuh AS, para kritikus memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat mengganggu stabilitas industri semikonduktor global.
Menurut Departemen Perdagangan AS, pembatasan tersebut dirancang untuk memastikan bahwa teknologi AI canggih Amerika hanya dibagikan dengan "negara asing yang tepercaya."
Sistem berjenjang membagi negara berdasarkan risiko, dengan mengecualikan sekutu utama seperti Jepang dan Korea Selatan, sementara memberlakukan pembatasan parsial pada negara-negara seperti Meksiko dan Portugal. Namun, para kritikus berpendapat bahwa tindakan tersebut mengganggu perekonomian dan cacat secara strategis.
CEO Nvidia: Kontrol chip AS terhadap China adalah sebuah 'kegagalan'
Para pemimpin industri, termasuk Nvidia dan AMD, telah melobi untuk menentang pembatasan berjenjang tersebut. Harga saham mereka melonjak setelah pemerintahan Trump mencabut beberapa kontrol ekspor minggu lalu, menanggapi kekhawatiran dari negara-negara mitra yang takut dikucilkan dari pengembangan AI yang penting.
Berbicara di Taiwan pada acara teknologi terkemuka, CEO Nvidia Jensen Huang menyebut pembatasan AS sebagai "kegagalan." Ia menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok lokal telah dengan cepat mengembangkan kemampuan semikonduktor mereka sebagai akibat langsung dari larangan ekspor AS.
Trump Perpanjang Batas Waktu Penutupan TikTok Lagi, AS-Cina Capai Kesepakatan Kerangka Baru |
![]() |
---|
Sosok Gadis Sukabumi Korban TPPO di China, Ibu hanya Buruh Pabrik dan Diminta Tebusan Rp200 Juta |
![]() |
---|
Kabar Buruk dari Adrian Wibowo Sepulang Perkuat Timnas Indonesia |
![]() |
---|
Kunjungan Trump ke Inggris Disambut Megah, dari Parade Kereta Kuda hingga Jamuan Kenegaraan |
![]() |
---|
Kejutan Hasil China Masters 2025: Penakluk Alwi Farhan Dipulangkan Christo Popov |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.