Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Sukses Tembak Jet India, Jet China Rebut Pasar AS-Israel: Tawarkan 2 Skuadron J-10C ke Kolombia

Penawaran 24 unit jet J-10C ini disebutkan menjadi upaya China menembus pasar persenjataan di benua Amerika Selatan yang dikuasai AS dan Israel

DSA/Tangkap Layar
NAIK DAUN - Jet tempur J-10C milik Pakistan yang tengah naik daun lantaran dilaporkan menembak jatuh jet Rafale India buatan Perancis. J-10 adalah jet buatan China yang disebut-sebut dibantu Israel secara teknis dalam pengembangannya. 

Pesawat tempur J-10C merupakan varian paling canggih dari keluarga pesawat tempur J-10 yang dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG).

Jet jenis ini sekarang menjadi salah satu aset utama Angkatan Udara China (PLAAF) serta beberapa negara pengguna eksternal seperti Pakistan.

J-10C merupakan pesawat tempur generasi 4,5 dengan desain delta-canard yang memberikan keunggulan dalam kelincahan aerodinamis, sehingga memungkinkan melakukan manuver ekstrem dalam pertempuran udara jarak dekat.

Dilengkapi dengan mesin WS-10B produksi lokal dan sistem kontrol penerbangan fly-by-wire, J-10C mampu mencapai kecepatan supersonik dan beroperasi dengan kinerja tinggi dalam berbagai kondisi misi, termasuk di lingkungan peperangan elektronik modern.

Kemampuan utama J-10C terletak pada sistem radar AESA (Active Electronically Scanned Array) yang diyakini bertipe KLJ-7A atau varian lain, yang mampu mendeteksi, mengunci, dan melacak target dari jarak jauh dengan lebih akurat serta tahan terhadap gangguan elektronik (jamming).
 
Pesawat ini juga memiliki kemampuan untuk melakukan peperangan multi-spektrum, termasuk membawa rudal jarak jauh PL-15 yang dilengkapi dengan pencari radar aktif, menjadikannya ancaman serius bagi pesawat musuh sebelum mereka dapat dideteksi secara visual.

Selain PL-15, J-10C juga mampu menggunakan rudal jarak pendek berpemandu inframerah PL-10, bom berpemandu pintar, serta senjata udara-ke-darat dan udara-ke-laut, menjadikannya pesawat tempur multiperan yang sangat fleksibel.

J-10C juga dirancang untuk beroperasi dalam kerangka peperangan yang berpusat pada jaringan, yang memungkinkannya berkomunikasi dengan AEW&C, drone, dan aset lainnya melalui tautan data canggih, yang sebanding dengan sistem komunikasi Barat modern.

Jet tempur J-10C secara resmi diperkenalkan ke dalam layanan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) pada tahun 2018 .

Ini adalah varian paling modern dalam seri J-10 dan telah menggantikan peran varian sebelumnya seperti J-10A dan J-10B sebagai tulang punggung pesawat tempur multi-peran generasi ke-4,5 PLAAF.
 
Pada tahun 2024 , diperkirakan lebih dari 250 J-10C telah dibangun dan beroperasi di berbagai unit tempur udara China, menjadikannya salah satu pesawat yang paling banyak digunakan di armada udara negara itu.

Pesawat J-10C sekarang menjadi aset utama dalam strategi kekuatan udara PLAAF, terutama dalam menghadapi ancaman dari berbagai arah termasuk di wilayah Laut Cina Selatan, Selat Taiwan, dan perbatasan dengan India.

Jika Kolombia menyelesaikan keputusan untuk membeli jet tempur J-10C buatan China, langkah tersebut akan berdampak besar pada lanskap geopolitik tidak hanya di Amerika Latin, tetapi juga secara global.

Selama beberapa dekade, pasar pertahanan di kawasan Amerika Selatan telah didominasi oleh kekuatan Barat seperti Amerika Serikat, Israel, dan Prancis, tetapi masuknya China melalui pasokan pesawat J-10C dapat menandai dimulainya pergeseran strategis yang lebih luas.

 

(oln/dsa/*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved