Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Lagu ‘Pro-Hitler’ Kanye West Ilegal Diputar di Jerman

Lagu Kanye West yang memuji pemimpin Nazi, Adolf Hitler, sempat viral. Lagu tersebut dilarang Jerman. Menampilkan atau menyebarkan…

Deutsche Welle
Lagu ‘Pro-Hitler’ Kanye West Ilegal Diputar di Jerman 

Sejak Perang Dunia II, salam Nazi sering digunakan oleh neo-Nazi dan nasionalis kulit putih. Pada tahun 2016, misalnya, sebuah video menunjukkan kelompok supremasi kulit putih, yang merayakan terpilihnya Donald Trump dalam sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2016, mengangkat tangan melakukan salam ala Nazi.

Pada bulan Januari, Elon Musk, yang secara terbuka mendukung partai sayap kanan Jerman, Alternative für Deutschland, menjadi sorotan karena melakukaan sesuatu yang dianggap seperti salam ala Nazi saat Donald Trump dilantik menjadi presiden untuk kedua kalinya. Banyak yang mengatakan bahwa itu adalah kemiripan yang tidak disengaja, sementara yang lain mengatakan bahwa kemiripan tersebut disengaja.

Merespon hal tersebut, para aktivis dari kelompok kampanye Led by Donkeys memproyeksikan sebuah gambar di pabrik Tesla di Brandenburg yang memperlihatkan Musk sedang melakukan gerakan tersebut dengan judul "Heil Tesla.” Kelompok Led by Donkeys merasa bahwa jika otoritas Jerman menganggap simbol tersebut ilegal menurut hukum pidana negara tersebut, itu membuktikan bahwa Musk memang melakukan gerakan tersebut..

Itu bukan pertama kalinya Musk dikecam karena tindakannya yang mendukung antisemitisme. Pada tahun 2023, dengan menanggapi salah satu pengguna platform X yang menuduh orang Yahudi membenci orang kulit putih, sebuah teori konspirasi yang populer bagi para pendukung supremasi kulit putih. "Anda telah mengatakan kebenaran yang sebenarnya,” respon Musk kepada cuitan tersebut.

Kurangnya regulasi perusahaan teknologi

Video Kanye West dan upaya untuk menghapus konten tersebut, membuat publik memiliki penilaian baru atas kebijakan konten perusahaan teknologi besar, seperti platform media sosial milik Meta.

Terkait dengan video tersebut, Anti-Defamation League, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang berbasis di Amerika Serikat yang memerangi antisemitisme, fanatisme, dan diskriminasi, memulai sebuah petisi yang meminta Facebook dan Instagram untuk "menerapkan kembali pedoman yang tepat untuk melindungi pengguna dari disinformasi dan kebencian".

Pada bulan Januari lalu, Meta mengumumkan penghapusan fungsi pemeriksaan fakta, dan melonggarkan aturan seputar ujaran kebencian dan pelecehan mengingat "pemilu baru-baru ini" - merujuk pada kemenangan Donald Trump.

Meskipun demikian, retorika pro-Hitler yang dilontarkan lagu West masih berada di bawah peraturan Meta yang melarang "stereotip berbahaya yang secara historis terkait dengan intimidasi, termasuk penyangkalan terhadap Holokaus."

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Sorta Caroline

Editor: Yuniman Farid

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved