Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Setelah Jet Rafale Jatuh, India Klaim Tak Lama Lagi akan Setop Impor Jet Tempur dan Mulai Mengekspor

Konflik India Pakistan diwarnai dengan insiden memalukan ketika ada 6 unit Jet Rafale India ditembak jatuh oleh jet tempur Pakistan.

Editor: Muhammad Barir
DSA/Tangkap Layar
JATUH DITEMBAK - Tangkap layar DSA, Senin (12/5/2025) menunjukkan puing-puing jet tempur Rafale India yang ditembak jatuh oleh Pakistan. Meski banyak bukti yang tersebar, India masih membantah kehilangan 5 jet tempurnya, 3 Rafale, 1 MiG, dan 1 Sukhoi, dalam pertempuran udara melawan Angkatan Udara Pakistan. 

Harinarayana menyoroti meningkatnya kepercayaan India terhadap kemampuan pertahanannya, dengan mengutip keberhasilannya dalam menanggapi agresi Pakistan setelah Operasi Sindoor, sebuah misi yang menargetkan kamp-kamp teror di seberang perbatasan.

Ia menyebut kesiapan operasional ini "hanya tahap pertama," seraya menambahkan bahwa India telah membuktikan kompetensi teknologinya dalam pertahanan.

Di antara tonggak sejarah terkini, Harinarayana menunjuk pada uji coba sukses 'Bhargavastra', sistem anti-pesawat tak berawak lokal yang hemat biaya dan diuji di Gopalpur, Odisha, dan menyebutnya sebagai langkah maju yang besar dalam kemampuan taktis India.

 

 

 

ISI BAHAN BAKAR - Jet tempur Rafale buatan Prancis saat mengisi bahan bakar sambil tetap mengudara.
ISI BAHAN BAKAR - Jet tempur Rafale buatan Prancis saat mengisi bahan bakar sambil tetap mengudara. (DSA/Tangkap Layar)

 

 

 

China Dituduh Berikan kepada Pakistan Bantuan Dukungan Satelit

Tiongkok menyediakan pertahanan udara dan dukungan satelit kepada Pakistan selama perang empat hari dengan India pada bulan Mei.

Hal itu disampaikan oleh sebuah kelompok penelitian di bawah Kementerian Pertahanan India, yang menunjukkan bahwa Beijing lebih terlibat langsung dalam konflik tersebut daripada yang diungkapkan sebelumnya.  

China membantu Pakistan mengatur ulang sistem radar dan pertahanan udaranya agar lebih efektif mendeteksi pengerahan pasukan dan persenjataan India, kata Dr Ashok Kumar, direktur jenderal di Pusat Studi Perang Gabungan yang berpusat di New Delhi, dalam sebuah wawancara. 

China juga membantu Pakistan menyesuaikan jangkauan satelitnya di India selama interval 15 hari antara pembantaian 22 April yang menewaskan 26 wisatawan yang sebagian besarnya India dan dimulainya permusuhan antara kedua negara, katanya. 

“Ini membantu mereka untuk menyebarkan kembali radar pertahanan udara mereka sehingga tindakan apa pun yang kami lakukan dari rute udara dapat mereka ketahui,” kata Dr. Kumar di kantor pusat kelompok tersebut di New Delhi. 

Pemerintah India belum secara terbuka merinci keterlibatan China dalam konflik tersebut. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved