Konflik India dan Pakistan
India Desak IAEA Awasi Pakistan: Takut New Delhi Jadi Target Rudal Nuklir
India mendesak IAEA melakukan pengawasan atas kepemilikan senjata nuklir Pakistan yang dikhawatirkan dapat disalahgunakan sebagai alat pemerasan
Menurut laporan FAS, Pakistan terus mengembangkan persenjataan nuklirnya melalui sistem peluncuran berbasis darat, udara, dan laut.
Beberapa sistem rudal yang dikembangkan di antaranya Shaheen, Ghauri, serta rudal jelajah Babur.
Selain itu, pesawat tempur tertentu juga telah dimodifikasi untuk membawa hulu ledak nuklir.
Meski tidak pernah secara resmi mengungkapkan jumlah pasti atau posisi senjata nuklirnya, para analis percaya bahwa militer Pakistan menerapkan doktrin pencegahan yang memungkinkan penggunaan pertama (first use) jika negara menghadapi ancaman eksistensial, khususnya dari India.
Sebaliknya, India mengklaim menerapkan doktrin "no first use" atau tidak akan menggunakan senjata nuklir lebih dulu.
Namun, sejumlah pejabat India dalam beberapa tahun terakhir menyiratkan bahwa kebijakan tersebut bisa ditinjau ulang sesuai situasi keamanan.
Kekhawatiran India terhadap senjata nuklir Pakistan meningkat setelah bentrokan militer terbaru di perbatasan Kashmir.
Dalam pernyataan terbaru, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menyerukan agar IAEA mengambil peran lebih besar dalam mengawasi senjata nuklir Pakistan.
Singh menyebut Pakistan sebagai negara "tidak bertanggung jawab" dan menilai ancaman nuklir telah digunakan sebagai bentuk pemerasan strategis.
Sementara itu, pemerintah Pakistan menolak tudingan tersebut dan menegaskan bahwa program nuklirnya aman dan sepenuhnya berada di bawah kontrol nasional.
Pakistan juga menyoroti bahwa negaranya bukan anggota Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan karena itu tidak wajib tunduk pada pengawasan penuh IAEA.
Hingga saat ini tidak ada konfirmasi resmi dari IAEA tentang kemungkinan keterlibatan mereka dalam mengawasi persenjataan nuklir Pakistan.
Pakistan Ajukan Tawaran Menarik
Di tengah ketegangan konflik akibat insiden penembakan massal di Kashmir beberapa saat lalu, Pakistan memberikan tawaran diplomatik kepada India.
Menteri Negara untuk Hukum dan Keadilan Pakistan, Aqeel Malik, mengungkapkan bahwa negaranya masih akan membantu India dalam menggelar penyelidikan independen atas insiden penembakan Kashmir yang menewaskan 26 turis pada 22 April lalu.
Menurutnya, ini merupakan bentuk pembuktian juga bahwa Pakistan tidak terlibat dalam insiden itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.