Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik India

Di Dalam Komplek Muridke Pakistan, Apakah India Menyerang Sebuah 'Basis Teroris' atau Sebuah Masjid?

Serangan India terhadap Muridke merupakan bagian dari Operasi Sindoor, serangkaian serangan udara paling besar terhadap Pakistan

Editor: Muhammad Barir
Tangkapan layar Youtube/UrduPoint.com
KERUSAKAN DI DALAM- Kerusakan di dalam Masjid Ummul Qura, Muridke Pakistan, salah satu tempat yang diserang oleh India dalam serangan Rabu (7/5/2025) 

Tauseef Hasan, seorang pejabat pemerintah, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Muridke adalah lokasi pertama yang diserang rudal India malam itu.

"Hanya beberapa menit setelah tengah malam, saya mendengar dua ledakan besar dalam waktu dua menit. Kami sudah bersiap untuk ini, dan saya tahu persis apa yang terjadi," kata Hasan dengan nada datar.

Di seberang beranda berdiri masjid, Jamia Ummul Qura, dengan ruang salat besar yang sebagian atapnya runtuh. Dua lubang menganga di langit-langit menandai tempat-tempat yang terkena serangan rudal.

Hasan dan rekannya Usman Jalees mengatakan bahwa setelah serangan Pahalgam dua minggu sebelumnya, otoritas Pakistan telah menilai risiko serangan terhadap Muridke, mengingat retorika terhadap kota dan kompleks tersebut, yang telah lama diperdebatkan India sebagai markas besar LeT.

"Kami telah diberi tahu bahwa Muridke bisa menjadi target, dan itulah sebabnya kami telah memerintahkan staf dan penghuni kompleks untuk mengosongkan dan meninggalkan tempat itu," kata Jalees kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa mereka yang tewas adalah sebagian dari staf inti yang masih tertinggal.

Di satu sisi beranda, sebuah meja besar memajang pecahan-pecahan rudal yang menghantam gedung-gedung. Bau bahan peledak dan sisa panas masih menempel pada pecahan-pecahan logam itu.

Walaupun Hasan dan Jalees bersikeras bahwa lembaga pendidikan dan pesantren itu sepenuhnya berada di bawah kendali negara, asal usul kompleks itu menceritakan kisah yang lebih rumit.


Pendidikan atau militansi?

Kompleks ini didirikan pada tahun 1988 oleh Hafiz Saeed, pendiri Jamaat-ud-Dawa (JuD), sebuah organisasi amal yang secara luas dianggap sebagai kedok LeT. Seminari kompleks tersebut, Jamia Dawa Islami, juga dinamai berdasarkan kelompok tersebut.

India menuduh Saeed dan LeT mendalangi beberapa serangan di wilayahnya, terutama serangan Mumbai 2008 yang menewaskan lebih dari 160 orang dalam beberapa hari.

Abid Hussain, seorang ulama berusia 51 tahun yang tinggal di kompleks tersebut, dengan tegas membantah klaim India bahwa daerah tersebut digunakan sebagai “fasilitas pelatihan” atau “markas besar kelompok teroris mana pun.”

"Kompleks ini selalu menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Saya sendiri pernah mengajar di sini, setelah tinggal di sini selama tiga dekade terakhir," kata pria bertubuh pendek dan gempal dengan janggut bercabang itu kepada Al Jazeera.

Guru agama itu kemudian menantang tuduhan bahwa daerah itu digunakan untuk melatih para pejuang.

“Jika kita punya tempat dan fasilitas yang memungkinkan siswa kita belajar berenang, berkuda, atau latihan fisik, bagaimana ini bisa diartikan sebagai pelatihan teroris?” tanyanya.

Pemerintah Pakistan mengambil alih fasilitas tersebut dari JuD pada tahun 2019, saat negara tersebut berada di bawah tekanan internasional untuk menindak Saeed dan LeT atau dimasukkan ke dalam “daftar abu-abu” negara yang dianggap tidak melakukan cukup upaya untuk menghentikan pendanaan bagi kelompok bersenjata terlarang.


Saeed Telah Berhenti Datang ke kompleks Sejak Kendali Diambil Alih Pemerintah

Di belakang masjid terdapat jalan tempat dua rumah hancur total. Panel surya dan pecahan batu bata berserakan di mana-mana.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved