Konflik Rusia Vs Ukraina
Letkol NATO: Tadinya Target Empuk, Helikopter Serang Rusia Menjelma Mimpi Terburuk Pasukan Ukraina
Rusia dengan cepat belajar pelajaran pahit pada tahap awal perang Ukraina mengenai kesalahan dalam penggunaan helikopter serang.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Tadinya Target Empuk, Helikopter Serang Rusia Menjelma Jadi Mimpi Buruk Terburuk Angkatan Darat Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Pada fase awal perang Ukraina-Rusia, helikopter serang militer Rusia dianggap sebagai "target empuk".
Namun, aset tempur Moskow tersebut kini menjadi "mimpi buruk terburuk" bagi angkatan bersenjata Ukraina, menurut seorang pejabat dari Pusat Kompetensi Kekuatan Udara Gabungan NATO (JAPCC).
Berbicara di Konferensi Helikopter Militer Internasional (IMH) 2025 di London pada bulan Februari, pakar JAPCC, Letnan Kolonel Emiliano Pellegrini dari Angkatan Darat Italia mengatakan kalau Rusia secara cepat mengambil hikmah dari pelajaran pahit pada tahap awal konflik tentang kesalahan dalam penggunaan helikopter serang mereka.
Baca juga: Putin: Saya Berharap Rusia Tak Perlu Nuklir untuk Menuntaskan Operasi Militer di Ukraina
Sekarang, Rusia telah berhasil mengadaptasi taktik dan kemampuan helikopter-helikopter serang mereka macam Kamov Ka-52 'Hokum-B', Mil Mi-28 'Havoc', dan Mil Mi-24/35 'Hind'.
Pada awal perang, Rusia mengerahkan 75 unit Ka-52, 55 unit Mi-28, dan 95 unit Mi-24/35, berdasarkan analisis JAPCC terhadap data sumber terbuka.
Letkol Pellegrini menjelaskan, perkiraan ini memperhitungkan kalau sekitar 30 persen dari total armada tidak tersedia pada satu waktu karena pemeliharaan atau faktor lainnya.
"Pada tahun pertama hingga Maret 2023, aset tempur Rusia tersebut mengalami tingkat kerugian yang tinggi, dengan 59 unit hancur—termasuk 42 yang ditembak jatuh dan 17 yang hancur di darat—yang mewakili hampir 30 persen armada operasional," tulis laporan situs militer DSA, mengutip data perkiraan NATO, dikutip Selasa (6/5/2025).
Pada tahun kedua, hingga Maret 2024, jumlah kehilangan aset tempur udara Rusia ini turun 52 persen menjadi 19 unit, meskipun kehilangan aset tempur darat meningkat 40 persen menjadi 28 unit.
Baca juga: Rusia Klaim Pasukan Tsentr Rebut Lysivka di Donetsk, 4 Rudal Berpemandu Ukraina Buatan AS Rontok
Data awal untuk tahun ketiga menunjukkan tren penunurun kerugian aset tempur ini terus berlanjut, sebuah perubahan yang dikaitkan Pellegrini dengan evolusi taktis dan peningkatan teknologi oleh Moskow.
"Rusia telah belajar cara menggunakan helikopternya secara lebih efektif," katanya pada konferensi tersebut, menekankan bahwa adaptasi ini merupakan faktor kunci dalam kebangkitan kembali kemampuan mereka.
Data yang disajikan oleh Pellegrini mengungkap kerugian awal perang terhadap helikopter Rusia, yaitu:
- 49 persen jatuhnya helikopter serang Rusia pada tahun pertama perang disebabkan oleh serangan MANPADS
- 22 persen kerugian helikopter serang Rusia akibat tembakan artileri antipesawat
- 17 persen akibat senjata ringan
- 12 persen akibat senjata antitank yang digunakan dalam mode tembakan langsung
Helikopter Ka-52 menyumbang 62 persen, terbanyak, dari total kehilangan aset tempur Rusia ini, diikuti oleh Mi-24/35 pada 21 persen dan Mi-28 pada 17 persen.
"Banyaknya jumlah helikopter serangan Rusia yang jatuh ini mencerminkan penggunaan taktik ketinggalan zaman dalam operasi udara," kata ulasan tersebut.

Rusia Ganti Taktik yang Ketinggalan Zaman
Apa yang dimaksud dengan taktik ketinggalan zaman tersebut?
Konflik Rusia Vs Ukraina
Pamer Kekuatan: Rusia–Belarus Gelar Latihan Perang, Kerahkan Rudal Nuklir, Jet Bomber, hingga Tank |
---|
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.