Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gara-Gara Gaji Dipotong, Ribuan Guru di Israel Mogok Kerja dan Ratusan Sekolah Ditutup

Pemotongan gaji memicu aksi mogok besar-besaran di kalangan guru Israel. Ratusan sekolah di Israel tengah ditutup total pada Senin (5/5/2025).

Freepik
SEKOLAH - Foto ini diambil dari Freepik pada Selasa (6/5/2025) yang menunjukkan ilustrasi ruang kelas di sekolah. Pemotongan gaji memicu aksi mogok besar-besaran di kalangan guru Israel. Ini mengakibatkan ratusan sekolah di Israel tengah ditutup total pada Senin (5/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Pemotongan gaji memicu aksi mogok besar-besaran di kalangan guru Israel.

Ini mengakibatkan ratusan sekolah di Israel tengah ditutup total pada Senin (5/5/2025).

Para guru memilih izin sakit massal sebagai bentuk protes, meskipun kesepakatan baru saja dicapai antara Kementerian Keuangan dan Serikat Guru Israel.

Banyak guru merasa tidak puas dengan konsesi yang diberikan oleh pemimpin serikat, Yaffa Ben David, yang menyetujui pemotongan gaji sebesar 0,95 persen dari rencana awal 3,3 persen.

Usulan pemotongan gaji ini akan mulai berlaku pada Mei hingga akhir Desember 2025, dikutip dari The Times of Israel.

Keputusan ini mengakibatkan sekitar 17.000-20.000 guru dan  sekitar 10 persen dari tenaga kerja dilaporkan memilih izin sakit pada Senin. 

Di Tel Aviv saja, lebih dari 218 taman kanak-kanak serta 50 sekolah dasar dan menengah tutup. 

Aksi mogok dimulai Minggu (4/5/2025) pagi, dengan sekitar 25.000 guru ikut serta, sebagian tidak masuk kerja hingga pukul 10 pagi, sebagian lainnya tidak masuk sama sekali. 

Banyak sekolah akhirnya memilih untuk tutup sepanjang hari.

Serikat Guru mengklaim bahwa kesepakatan ini adalah 'pencapaian signifikan'.

Namun media Ibrani melaporkan ada pengurangan lain dalam kenaikan gaji, promosi, dan tunjangan sekolah sebagai kompensasi pemotongan, meski guru mendapat tambahan hari libur. 

Akan tetapi, Channel 12 melaporkan pemotongan gaji ini tidak berlaku bagi guru di sekolah Haredi.

Baca juga: Pengunjuk Rasa Berkumpul di Luar Kedutaan Israel di London, Tuntut Diakhirinya Serangan ke Suriah

Seorang guru dari Yehud, Ilana Ohel yang memimpin aksi protes ini mengatakan kepada Ynet bahwa ia tidak setuju dengan kesepakatan ini.

Ia menuntut uangnya dikembalikan karena menilai keputusan ini tidak adil.

“Saya ingin uang saya kembali. Perjanjian ini mempermalukan kami. Mereka mengambil Lag B’Omer (hari libur) dari kami, membekukan promosi, dan memotong komponen gaji lainnya," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved